Ikhbar.com: Tidak banyak komunitas atau organisasi yang mampu melaksanakan kegiatan, program, dan visi-misinya secara mandiri. Salah satu dari yang sedikit itu adalah seperti yang dilakukan oleh Pimpinan Cabang (PC) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Cirebon.
Ketua IV PC Fatayat NU Kabupaten Cirebon, Ny. Hj. Najhah Barnamij mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya memiliki sektor usaha yang mampu menopang kebutuhan pembiayaan organisasi.
“Kami memiliki rumah usaha namanya Fatayat Store, yang menjual sejumlah atribut organisasi. Selain itu, kami juga memiliki produk sendiri yang alhamdulillah sekarang cukup terkenal dan banyak diminati di Indonesia,” kata Nyai Najhah, saat membuka Seminar Ekonomi: Waspada Investasi Bodong, Pinjol, dan Sosialisasi Peluang Kredit Usaha Rakyat (KUR), di Aula Al-Ghadier, Pondok Pesantren KHAS Kempek Cirebon, Rabu, 24 Januari 2024.
Produk yang disebut Nyai Najhah itu adalah kerudung segi empat bertuliskan “Fatayat NU.” Dengan desain menarik, pemilihan font yang unik, hijab tersebut cukup laris di pasaran, terutama lewat sistem penjualan online.
“Bahkan, sudah banyak yang membuat KW (palsu)-nya. Sedih, sih. Tapi kami bersyukur karena ini jadi salah satu cara kami dalam menghidupi organisasi,” katanya.
Baca: NU Cirebon Minta Perbankan Permudah Akses Modal bagi UMKM
Pemberdayaan dan kiprah
Ketertarikan Fatayat NU Kabupaten Cirebon untuk memproduksi hijab unik tersebut tiada lain adalah berkat sentuhan Nyai Najhah, yang juga merupakan owner dari salah satu merek hijab yang kini tengah naik daun, yakni KudungKula.
Nama KudungKula diambil dari kata “Kudung” dari Bahasa Cirebon yang berarti kerudung, jilbab, atau hijab, lalu “Kula” bermakna saya. Tergambar dari nama mereknya yang diambil dari bahasa halus itu, KudungKula merupakan terobosan fesyen berbasis tradisi pesantren.
Nyai Najhah menjelaskan, seluruh produk yang ia kreasikan selalu diupayakan selaras dengan semangat sejarah peradaban Islam. Meski begitu, corak dan pilihan warna yang dipakai tidak menjadikan KudungKula tampak usang maupun tua. Hal ini terbukti dengan banyaknya kalangan muda yang menjadi pelanggan KudungKula, termasuk dari generasi Z.
“Dalam satu tahun kami menyelesaikan seri Wali Songo. Kemudian tahun kedua memulai ke sejarah Islam di luar negeri, seperti dari Yaman dan Maroko,” kata Nyai Najhah.
Kini, setidaknya sudah ada lebih dari sembilan serial produk yang dikeluarkan KudungKula dan digemari masyarakat luas. Yaitu seri sembilan wali, cirebonan, Yaman, Maroko, monogram, daun pepaya dan ubi, raflesia, Zubdah (nama kitab karya pendiri PP KHAS Kempek Cirebon, KH Aqiel Siroj) dan seri Kayfiyatul Ma’ani.
“Harus selalu ada makna filosofis dari setiap seri yang kami terbitkan,” ungkap dia.
Menurutnya, KudungKula terus berusaha untuk menghadirkan terobosan produk hijab yang kece dan menggemaskan, sekaligus membubuhkan pesan mendalam di setiap serial yang ditawarkan. Untuk pemesanan maupun pembelian, calon konsumen bisa mengaksesnya melalui akun resmi Instagram @kudungkula dan berbagai platform e-commerce lainnya.