Ikhbar.com: Pemerintah dan rakyat adalah satu kesatuan tak terpisahkan. Keduanya sama-sama memiliki kewajiban untuk membangun bangsa ke arah yang lebih baik.
Meski demikian, pemerintah merupakan aktor utama dalam pembangunan sebuah negara. Pemerintah merupakan pelaksana tugas dari segenap amanat dan harapan yang diberikan rakyat.
Baca: Cara Mengkritik Presiden Menurut Islam
Tugas pemerintah
Pemerintah dituntut untuk memenuhi hak-hak warga negaranya. Pemerintah memiliki tugas untuk terus mengupayakan kenyamanan, serta kesejahteraan rakyatnya.
Penjelasan terkait kewajiban pemerintah ini terkandung dalam QS. An-Nisa: 58. Allah Swt berfirman:
اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا الْاَمٰنٰتِ اِلٰٓى اَهْلِهَاۙ وَاِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ اَنْ تَحْكُمُوْا بِالْعَدْلِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ سَمِيْعًاۢ بَصِيْرًا
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada pemiliknya. Apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu tetapkan secara adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang paling baik kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.“
Imam Ibnu Jarir At-Thabari dalam Jami’ al-Bayan fi Ta’wil al-Qur’an menjelaskan, ayat tersebut secara spesifik ditujukan kepada para pemegang kekuasaan.
“Meskipun hal ini tidak menafikan bahwa ayat itu bisa berlaku umum untuk semua orang yang memikul amanat dalam bentuk apapun,” jelas At-Thabari.
Menurut At-Thabari, Allah Swt mewajibkan kepada setiap pemimpin untuk menjalankan amanat yang diembannya. Selain itu, mereka juga harus tetap berpegang teguh pada prinsip keadilan dalam setiap keputusan yang dibuatnya.
Sementara itu, Imam Al-Maraghi dalam tafsirnya menyebutkan dua kewajiban yang ditangggung seorang pemimpin. Pertama, menjalankan amanat dengan memberikan hak-hak yang dimiliki warga negara.
Kedua, yakni berlaku adil dalam setiap keputusan, terutama yang berkaitan dengan sengketa dan perselisihan antarindividu atau kelompok.
Baca: Beda Pilihan Capres dengan Pasangan? Fanatik Buta Jangan Rusak Rumah Tangga
Kepatuhan rakyat
Tidak cuma memuat tanggung jawab pemerintah, pada ayat berikutnya juga dijelaskan tentang kewajiban rakyat kepada negara. Allah Swt berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا
“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nabi Muhammad) serta ulul amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunahnya) jika kamu beriman kepada Allah dan hari Akhir. Yang demikian itu lebih baik (bagimu) dan lebih bagus akibatnya (di dunia dan di akhirat).”
Imam Fakhruddin Ar-Razi dalam Tafsir Mafatihul Ghaib menjelaskan, pemerintah dan rakyat merupakan dua aspek yang tidak dapat dipisahkan. Artinya, Jika pemerintah dituntut untuk berlaku adil terhadap rakyat, maka rakyat pun memiliki tugas untuk menunaikan ketaatan kepada pemerintah.
“Ketahuilah! Tatkala Allah Swt memerintahkan para pemimpin untuk berlaku adil terhadap rakyat, maka (di saat yang sama) Allah Swt juga memerintahkan rakyat untuk taat kepada pemimpin,” jelasnya.
Oleh karena itu, Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra berkata, “Kewajiban seorang pemimpin adalah memutuskan perkara sesuai dengan aturan Allah dan menunaikkan amanah. Apabila hal tersebut telah dilakukan, maka rakyat wajib taat dan patuh kepada pemimpin.”