Ikhbar.com: Pendidikan merupakan salah satu isu fundamental bagi setiap negara, termasuk Indonesia. Kemajuan suatu bangsa berkait-paut dengan tingkat pendidikan di dalamnya. Oleh sebab itu, upaya mencerdaskan bangsa diamanatkan di dalam Pembukaan Undang-undang Dasar (UUD) 1945.
Ikhtiar mencerdaskan bangsa juga dipandang wajib di dalam Islam. Malahan, mengikuti proses pendidikan merupakan kewajiban individu. Hal itu sebagaimana sabda Rasululllah Muhammad Saw yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
“Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim.”
Baca: Wahai Guru PAUD, Ini Saran Pendidikan Anak Usia Dini dari Ibnu Sina
Tanggung jawab orang tua
Kewajiban mendidik pertama kali dibebankan orang tua kepada anak-anaknya. Jika dirasa tidak mampu lantaran keterbatasan ilmu atau waktu, maka mereka wajib menitipkannya kepada lembaga pendidikan yang dinilai terbaik.
Perintah bagi orang tua untuk mendidik anaknya terdapat dalam hadis riwayat Bukhari:
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ كَمَثَلِ الْبَهِيمَةِ تُنْتَجُ الْبَهِيمَةَ هَلْ تَرَى فِيهَا جَدْعَاءَ
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci). Kemudian kedua orang tunyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi sebagaimana binatang ternak yang melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat padanya?”
Baca: Tafsir QS. Al-Kahfi Ayat 66-70: Adab Murid terhadap Guru
Pemberian terbaik
Pendidikan yang diberikan orang tua kepada anaknya disebut sebagai pemberian terbaik. Bukan harta, bukan pula previlege atau pun kekuasan. Diriwayatkan Al-Hakim, Nabi Saw bersabda:
مَا نَحَلَ وَالِدٌ وَلَدًا مِنْ نَحْلٍ أَفْضَلَ مِنْ أَدَبٍ حَسَنٍ
“Tiada suatu pemberian yang lebih utama dari orang tua kepada anaknya selain pendidikan yang baik.”
Pencarian tak terbatas
Islam tidak mengenal dikotomi ilmu pengetahuan. Kewajiban menimba ilmu tidak terbatas hanya pengetahuan agama belaka, melainkan semua jenis ilmu pengetahuan yang dapat meningkatkan harkat derajat manusia di dunia dan akhirat. Seperti yang dinyatakan dalam hadis riwayat Imam Ahmad:
مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَهَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ
“Barangsiapa yang hendak menginginkan dunia, maka hendaklah ia menguasai ilmu. Barangsiapa menginginkan akhirat, hendaklah ia menguasai ilmu. Dan barang siapa yang menginginkan keduanya (dunia dan akhirat), hendaklah ia menguasai ilmu.”
Baca: Pentingkah Ilmu Filsafat dan Psikologi bagi Santri? Begini Ulasan Kiai Taufik Gedongan
Bertahap
Di lain pihak, proses pendidikan harus dilakukan secara bertahap, sesuai dengan kemampuan dan tumbuh kembang murid. Proses pendidikan juga harus ditangani oleh orang yang kompeten di bidangnya. Dalam hadis riwayat Imam Bukhari, Nabi Saw bersabda:
كُوْنـُـوْا رَبَّانِيِّـْينَ حُلَمَاءَ فُقَهَاءَ عُلَمَاءَ وَيُقَالُ اَلرَّبَّانِيُّ الَّذِى يُــرَبِــّى النَّاسَ بِصِغَارِ اْلعِلْمِ قَبْلَ كِبَارِهِ
“Jadilah pendidik yang penyantun, ahli fikih, dan ulama. Disebut pendidik apabila seseorang mendidik manusia dengan memberikan ilmu sedikit-sedikit yang lama-lama menjadi banyak.”
Pendidikan tauhid
Pendidikan yang mula-mula harus ditanamkan kepada seorang anak adalah ketauhidan. Sebab, hal itu adalah pondasi bagi semua lini kehidupan seseorang. Kesadaran akan posisinya sebagai hamba dapat menjadi barrier (penghalang) dari penyalahgunaan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Karena ia sadar, bahwa sejatinya eksistensinya di dunia berputar pada penghambaan kepada Allah Swt.
Dalam QS Az-Zariyat: 56, Allah Swt berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
Kewajiban menanamkan ketauhidan sebagai pendidikan pertama, diperintahkan Nabi Saw dalam hadis riwayat Al-Hakim:
اِفْتَحُوْا عَلَى صِبْيَانَكُمْ أَوَّلَ كَلِمَةٍ بِلاَ إِلَهَ اِلاَّ اللهُ
“Ajarkanlah kalimat pertama kepada anak-anak kalian ‘La ilaha Illallah.”
Baca: Ini Tugas Berat Pendidik Menurut Buya Husein
Penataan moral
Penguasaan ilmu pengetahuan harus berbanding lurus dengan moralitas yang baik. Pendidikan moral atau karakter diberikan bersamaan dengan transmisi pengetahuan dalam proses pendidikan. Moral yang baik tidak timbul dengan sendirinya, melainkan melalui pelatihan dan konsistensi. Dalam proses pendidikan, pelatihan moral dilakukan dengan hal yang paling sederhana, yaitu menghormati guru. Hal itu disabdakan Nabi Saw dalam hadis riwayat Ath-Thabrani:
تَعَلّمُوا العِلْمَ وَتَعَلّمُوْا لِلْعِلْمِ السّكِيْنَةَ وَالْوَقَا رَ وَتَوَاضَعُوْ لِمَنْ تَتَعَلّمُوانَ مِنْهُ
“Belajarlah kalian ilmu untuk ketenteraman dan ketenangan, serta rendah hatilah pada orang yang kamu belajar darinya.”