Beda Akhlaq, Khalq, dan Khuluq

Kaligrafi emas lafaz Muhammad. PIXABAY/Abdullah Shakoor

Ikhbar.com: Rasulullah Muhammad Saw diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Pakar tafsir Al-Qur’an, Prof. KH Muhammad Quraish Shihab mengungkapkan secara lebih jelas maksud dan tujuan hadis tersebut.

“Kalau kita berbicara tentang Rasulullah, yang terpenting adalah tujuan kehadirannya. Kenapa sih nabi itu datang? Beliau dinyatakan datang untuk menyempurnakan akhlak,” ujar Prof. Quraish saat memberikan tausiyah dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw di saluran YouTube Bayt Al-Qur’an, dikutip pada Jumat, 22 September 2023.

Baca: Sahabat Tidak Memanggil Nabi Hanya dengan Nama ‘Muhammad’

Itulah, lanjut Prof. Qurish, mengapa ketika Aisyah ditanya ‘Bagaimana akhlak Rasulullah? Ia menjawab ‘Kana khuluquhul Qur’an (akhlak Rasulullah adalah Al-Qur’an).

“Akhlak itu bentuk jamak, mufradnya adalah khuluq. Ada khalq, ada khuluq,” jelas Prof. Quraish.

Penulis Tafsir Al-Mishbah itu menjelaskan, khalq adalah sesuatu yang tercipta. Pemaknaan lafaz ini lebih ditekankan pada sisi material atau asal kejadiannya. Sedangkan khuluq lebih mengarah pada makna bagian dalam.

“Contohnya, si A tampan, yang tampan itu fisiknya, itu namanya khalquhu,” ujar Prof. Quraish.

Menurutnya, jika ada sesuatu yang keluar dari dalam kemudian tampak, maka itu yang dinamakan khuluq.

“Itu makanya Nabi bersabda, Allahumma kama hassanta khalqi fahassin khuluqi. Yang artinya ‘Ya Allah, perbaiki sisi dalamku sebagaimana engkau perbaiki sisi luarku,” jelas Prof. Quraish.

“Nah, kalau jumlahnya banyak itu namanya akhlaq, itu yang dimaksud Aisyah ‘Kaana khuluquhul qur’an,” imbuhnya.

Dengan demikian, lanjut Prof. Quraish, akhlak adalah sesuatu yang lahir dari dalam dan melahirkan aktivitas yang dilakukan dengan mudah tanpa paksaan.

“Contoh, ada orang kikir, suatu waktu ada orang minta-minta kemudian orang kikir itu memberinya. Apakah orang kikir itu dermawan? Tentu tidak!” tegasnya.

Baca: Maulid atau Maulud?

“Sebaliknya, ada orang yang dikenal ramah, suatu waktu dia jengkel, apakah dia disebut pemarah? Tentu saja tidak!” kata dia.

Sebab, menurut Prof. Quraish, akhlak itu lahir dari kebiasaan dan datangnya dari dalam, bukan pengaruh dari luar. Sehingga itu dilakukan secara mudah dan otomatis.

“Rasulullah khuluquhu, sudah secara otomatis yang tampil dari semua kegiatan beliau itu adalah penjelmaan dari pemahaman dan penghayatan beliau terhadap Al-Qur’an,” terangnya.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.