Ikhbar.com: Manusia akan terus mengalami peralihan fisik dari bayi hingga menginjak usia tua. Pada puncaknya, sebagian besar orang akan kehilangan fungsi tubuhnya, termasuk merasakan pikun atau mudah lupa.
Dikutip dari halodoc, pikun atau demensia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan gejala yang memengaruhi memori, berpikir, dan kemampuan sosial cukup parah yang mengganggu kehidupan sehari-hari.
“Kondisi ini bukan penyakit, tapi beberapa penyakit bisa menyebabkan pikun,” tulis laman tersebut, dikutip Jumat, 15 September 2023.
Baca: Apa itu NPD? Ini Kiat Cegah Kepribadian Narsistik menurut Al-Qur’an
Term pikun dalam Al-Qur’an
Al-Qur’an cenderung menyandingkan usia tua dengan kebiasaan pikun melalui lafal “Ardhal al-‘Umur.” Hal itu seperti yang tertuang dalam QS. An-Nahl: 70. Allah Swt berfirman:
وَاللّٰهُ خَلَقَكُمْ ثُمَّ يَتَوَفّٰىكُمْ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرَدُّ اِلٰٓى اَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْ لَا يَعْلَمَ بَعْدَ عِلْمٍ شَيْـًٔاۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ قَدِيْرٌ
“Allah telah menciptakanmu, kemudian mewafatkanmu. Di antara kamu ada yang dikembalikan pada usia yang tua renta (pikun) sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.”
Imam Al-Baidhawi dalam Tafsir Anwar at Tanzil wa Asrar at Ta’wil menjelaskan, ayat tersebut mempunyai arti bahwa Allah menciptakan manusia kemudian mewafatkannya dengan ajal yang bermacam-macam.
“Di antara mereka ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun) yaitu kekanak-kanakan dalam kurangnya kekuatan dan pikiran,” jelas Imam Al-Baidhawi.
Menurutnya, usia seseorang akan mengalami kepikunan di usia 95 tahun, ada pula di umur 75 tahun.
“Usia yang disebutkan itu tidak paten, hal ini bersifat fleksibel tergantung kesehatan seseorang. Bahkan ada yang belum mencapai usia ini sudah pikun,” jelasnya.
Pendapat yang hampir serupa juga dijelaskan Prof. KH. Muhammad Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mihsbah. Menurutnya ayat tersebut menjelaskan bahwa hanya Allah sendiri yang menciptakan manusia kemudian mematikannya dengan bermacam-macam cara dan dalam bilangan usia yang berbeda-beda.
“Ada yang dimatikan saat kanak-kanak, remaja, dewasa dan dalam keadaan tua, di antara kamu ada juga yang dikembalikan oleh Allah dengan sangat mudah kepada umur yang paling lemah, yaitu secara berangsur-angsur kembali seperti bayi tak berdaya fisik dan psikis karena otot dan urat nadinya mengendor. Kemudian daya kerja sel-selnya menurun sehingga pada akhirnya dia menjadi pikun tidak lagi mengetahui lagi sesuatu pun yang pernah diketahuinya, lalu setelah itu dia pun akan mati,” jelas Prof. Quraish.
Baca: Doomscrolling Ancam Pengguna Medsos, Ini Saran Al-Qur’an demi Jaga Kesehatan Mental
Prof. Quraish menafsirkan kata “ardhal” adalah bentuk superlatif dari kata “al-Radhalah,” yakni keburukan yang menyifati sesuatu.
“Dengan demikian, istilah ‘ardhal al-‘umur‘ berarti mencapai usia yang menjadikan hidup tidak berkualitas lagi, sehingga menjadikan yang bersangkutan tidak merasakan kenikmatan hidup dan orang sekitarnya pun merasa bahwa kematian bagi yang bersangkutan adalah baik,” jelas Prof. Quraish.
Ia mengatakan, Rasulullah Muhammad Saw sering kali berdoa kiranya dihindarkan dari “ardhal al-‘umur.” Prof. Quraish berpendapat, mencapai umur banyak tergantung pada kesehatan pribadi, karena ada manusia yang baru saja mencapai usia 60-an telah pikun dan sangat lemah.
“Tidak sedikit pula yang mencapai usia 80-an, tetapi pikirannya masih jernih dan masih dapat melaksanakan aneka tugas penting,” ujar dia.
Sementara itu, Imam Fakhruddin Al-Razi dalam Tafsir Mafatih al-Ghaib menyebutkan bahwa ayat ini merupakan isyarat urutan umur manusia. Fase tersebut dibagi menjadi empat macam, yakni sebagai berikut:
- Usia perkembangan
- Usia pembentukan yaitu usia muda
- Usia sedikit kemunduran atau kemrosotan
- Usia banyak kemunduran, yakni usia tua
“Tahap dewasa dimulai dari usia 33 tahun sampai 40 tahun, dan tahap tua yang merupakan awal penurunan kekuatan bermula pada usia 40 tahun hingga 60 tahun,” jelasnya.
Selanjutnya, kata Imam Al-Razi, adalah tahap yang sangat tua, yakni pada usia 58 atau 60 tahun hingga meninggal dunia. Usia tersebut menurutnya akan mengalami penurunan kekuatan yang besar.
“Sedangkan menurut pendapat Ali As-Shobuni, usia pikun itu ada saat usia 75 tahun. Sementara kata Qatadah usia pikun itu 90 tahun,” tulis Imam Al-Razi.