Ikhbar.com: Sejumlah barang pokok biasanya akan mengalami kenaikan jelang Lebaran Idulfitri. Tak jarang, fenomena tersebut dapat sedikit mengganggu keuangan keluarga.
Untuk itu, CEO dan Kepala Perencana Keuangan QM Financial, Ligwina Hananto baru-baru ini membagikan sejumlah kiat dalam menghadapi kenaikan harga jelang perayaan Lebaran.
Ia mengatakan, kunci dalam menghadapi permasalahan tersebut adalah berhemat. Hal itu dapat dilakukan dengan menerapkan manajemen keuangan keluarga yang baik sesuai dengan kebutuhan.
“Ya tentu berhemat. Apa yang harus kita lakukan apa yang harus kita siapkan. Kalau buat aku, orang yang sudah punya anggaran akan tahu dia berhematnya buat apa,” ujar Ligwina di Jakarta pada Rabu, 19 Maret 2024.
Ligwina membagikan sebuah rumus sederhana yang dikenal sebagai rumus 1, 2, 3, dan 4. Angka 1 mengacu pada 10%, 2 adalah 20%, 3 adalah 30%, dan 4 adalah 40%.
Ia menjelaskan, 10% dari penghasilan harus dialokasikan untuk ditabung dan diinvestasikan. Sedangkan maksimal 20% dapat digunakan untuk keperluan gaya hidup, seperti bersenang-senang, menonton bioskop, atau mengunjungi kafe.
Baca: Pasca-Idulfitri Perspektif Sayyidina Ali, Al-Ghazali, dan Rumi
Bagian berikutnya, yakni sebanyak 30% dapat dialokasikan untuk pembayaran utang atau cicilan. Sementara sisanya, yaitu 40% adalah untuk biaya hidup sehari-hari.
“Nah berhemat itu agar semua pos ini terjaga. Kalau kita boros, (misalnya) untuk gaya hidup saja nanti untuk nabungnya enggak ada. Nah maka kita harus tahu mana pos yang harus dihemat supaya kita ada pos untuk nabung, untuk gaya hidup, tapi bayar cicilan atau hutang jalan terus,” ucap dia.
Menurut Ligwina, masyarakat harus bisa membedakan antara gaya hidup dan biaya untuk hidup. Biaya hidup mencakup kebutuhan sehari-hari seperti makan, membayar listrik, atau kebutuhan transportasi. Sedangkan gaya hidup lebih kepada untuk bersenang-senang.
“Kalau gaya hidup itu kalaupun enggak ada, kita tetap baik-baik saja,” tandasnya.