Ikhbar.com: Arab Saudi sedang merencanakan peresmian toko minuman dengan kandungan alkohol pertamanya di Riyadh. Namun, toko ini hanya dikhususkan untuk para diplomat non-Muslim yang sedang berada di wilayah kerajaan.
Menurut dokumen yang tersebar, langkah ini merupakan terobosan dari Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MbS) demi menggenjot sektor pariwisata negara tersebut.
“Hal ini juga merupakan bagian dari rencana jangka panjang yang dikenal sebagai Visi 2030 untuk membangun sektor perekonomian Arab Saudi pasca-minyak,” ungkap dokumen tersebut, sebagaimana dikutip dari Reuters, Kamis, 25 Januari 2024.
Baca: 347 Ribu Warga Saudi Masuk Islam selama 5 Tahun Terakhir
Toko minuman keras (miras) tersebut didirikan di Kawasan Diplomatik Riyadh, sebuah kompleks kedutaan dan diplomat.
Untuk sementara, masih belum jelas apakah ekspatriat atau warga non-Muslim lainnya dibolehkan untuk mengakses minuman di toko tersebut.
Toko yang memicu pro-kontra itu direncanakan mulai dibuka dalam beberapa pekan mendatang. Di sisi lain, Arab Saudi mengaku tetap akan berpegangan pada undang-undang ketat yang melarang warganya meminum minuman beralkohol dengan ancaman hukuman cambuk, denda, penjara, hingga deportasi bagi warga Muslim pendatang.
Baca: Sopir dan Kurir Non-Arab di Saudi akan Diberikan Seragam Khusus
Sementara itu, Pusat Komunikasi Internasional (CIC) melaporkan bahwa gagasa itu muncul untuk menekan peredaran miras di pasar gelap Arab Saudi. Selama ini, alkohol hanya bisa diakses melalui surat diplomatik atau membelinya secara ilegal.
“Proses baru ini akan memberikan dan memastikan bahwa semua diplomat kedutaan non-Muslim memiliki akses terhadap produk-produk ini dalam kuota tertentu,” rilis CIC.