Ikhbar.com: Sebuah studi terbaru dari Kyung Hee University, Korea Selatan, menunjukkan bahwa “silent mode” atau membisukan ponsel bukan sekadar kebiasaan, tapi strategi sadar untuk menjaga kesehatan mental dan produktivitas kerja.
Mengutip dari Earth, pada Kamis, 26 Juni 2025, kebiasaan menggunakan silent mode ternyata mencerminkan karakter psikologis tertentu.
Penelitian psikolog Adrian Ward dari University of Texas mengungkapkan bahwa keberadaan ponsel, meskipun dalam kondisi mati atau senyap, tetap mengganggu kapasitas kognitif.
Baca: Tinggalkan Ponsel selama Seminggu dan Rasakan Manfaatnya!
Orang yang memilih membisukan dan menyimpan ponselnya cenderung lebih mampu menjaga ruang mental yang tenang, dan mengendalikan waktu respon sosialnya.
Mereka tak hanya lebih fokus, tapi juga dihargai sebagai pendengar yang baik dan rekan kerja yang tangguh dalam tekanan.
Psikolog S. Shyam Sundar dari Penn State University menyebut bahwa meskipun beberapa pengguna silent mode kerap mengecek ponsel karena FOMO alias takut ketinggalan informasi, para pengguna berpengalaman biasanya menyiasatinya dengan menjauhkan perangkat dari pandangan.
Data lain menunjukkan bahwa gangguan kecil seperti dering atau notifikasi bisa menyebabkan penurunan produktivitas hingga 23 menit per gangguan.
Dengan meminimalisasi suara dan gangguan visual, para pengguna silent mode menciptakan pertahanan berlapis terhadap gangguan, seperti headphone peredam bising untuk pikiran.
Baca: Latah ‘Ngecek’ Ponsel Setiap 10 Detik? Ini Tips Mengatasinya
Menurut pakar informatika Gloria Mark dari University of California, Irvine, setiap bunyi notifikasi bisa memicu lonjakan stres dan detak jantung.
Mematikan nada dering berarti menurunkan beban rangsangan pada sistem saraf, dan memungkinkan tidur yang lebih nyenyak.
Para pengguna mode senyap juga cenderung lebih sadar diri. Mereka menyadari bahwa perhatian adalah sumber daya terbatas yang perlu dikelola secara sadar.
Dengan mengatur lingkungan demi mendukung fokus dan ketenangan, mereka menghindari kelelahan sekaligus memperkuat kualitas interaksi sosial.