Ilmuwan Inggris Sukses Bikin Obat dari Limbah Plastik

Ilmuwan Inggris berhasil menemukan cara mengubah limbah plastik menjadi parasetamol menggunakan bakteri E. coli hasil rekayasa genetika. Foto: EPA/Allison Dinner

Ikhbar.com: Para ilmuwan dari Universitas Edinburgh, Inggris, berhasil mengembangkan teknologi baru untuk mengubah sampah plastik menjadi obat pereda nyeri dan penurun demam, parasetamol, menggunakan bakteri E. coli hasil rekayasa genetika.

Penemuan ini membuka jalan menuju produksi obat pereda nyeri yang lebih ramah lingkungan.

Dalam studi yang dipublikasikan di Nature Chemistry, tim peneliti menemukan bahwa plastik jenis PET, yang umum digunakan untuk botol dan kemasan makanan, dapat diolah melalui reaksi kimia ramah lingkungan menjadi senyawa baru.

Baca: Kurangi Limbah, Ilmuwan Jepang Ciptakan Plastik Mudah Larut

Senyawa tersebut kemudian diubah menjadi para-aminobenzoic acid (PABA) oleh E. coli, melalui proses kimia alami yang sebelumnya tidak ditemukan di alam, yaitu Lossen rearrangement.

Pemimpin riset, Profesor Stephen Wallace, menjelaskan bahwa parasetamol yang beredar saat ini masih berbasis minyak bumi.

“Dengan teknologi ini, untuk pertama kalinya kami menunjukkan bahwa penggabungan biologi dan kimia dapat menciptakan jalur baru: dari limbah plastik menjadi obat,” ujarnya, dikutip dari The Guardian, pada Rabu, 25 Juni 2025.

Tim peneliti memodifikasi E. coli agar tidak bisa memproduksi PABA secara alami, sehingga bakteri tersebut bergantung sepenuhnya pada bahan dari plastik.

Setelah itu, dua gen tambahan, masing-masing dari jamur dan bakteri tanah, ditambahkan untuk mengubah PABA menjadi parasetamol.

Dalam waktu kurang dari 24 jam, proses tersebut berhasil menghasilkan parasetamol dengan efisiensi hingga 92% dan emisi rendah.

Baca: Bahan Bakar Diblokade, Warga Gaza Ubah Sampah Plastik Jadi Sumber Energi

Meskipun masih memerlukan pengembangan lebih lanjut untuk skala industri, temuan ini menjanjikan solusi ganda: pengurangan limbah plastik sekaligus produksi obat dengan cara yang lebih berkelanjutan.

“Ini cara baru yang mampu menyerap limbah plastik secara menyeluruh,” pungkas Wallace.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.