Menkes Saudi: Haji 2025 Aman, Tak Ada Wabah Mengancam

Menteri Kesehatan Arab Saudi, Fahad Al Jalalel. Foto: Arab News

Ikhbar.com: Menteri Kesehatan Arab Saudi, Fahad Al-Jalajel, memastikan hingga akhir Mei 2025, belum ditemukan ancaman wabah selama musim haji.

Pemerintah Saudi mengutamakan keselamatan jemaah melalui pengawasan ketat dan persiapan matang sejak jauh hari.

“Tidak ada kasus epidemi yang terdeteksi dan risiko penyebaran penyakit pun nihil,” katanya, dikutip dari Arab News, pada Selasa, 27 Mei 2025.

Baca: Petugas Siapkan Layanan Kursi Roda untuk Jemaah Haji Lansia dan Penyandang Disabilitas

Kesiapan ini mencakup penilaian risiko global terhadap penyakit seperti demam kuning, polio, dan meningitis.

Saudi menerapkan persyaratan kesehatan ketat dan kriteria kemampuan medis bagi jemaah. Kerja sama lintas sektor, dari pemerintah hingga swasta dan LSM, mendukung upaya ini.

Sejak penerbangan pertama dalam program Makkah Route Initiative mendarat, 14 pos layanan medis di darat, laut, dan udara telah beroperasi.

Lebih dari 50.000 layanan kesehatan diberikan, termasuk 140 operasi, 65 kateterisasi jantung, dan 6 bedah jantung terbuka.

Untuk mengantisipasi cuaca ekstrem, lebih dari 10.000 pohon ditanam, jalur pejalan kaki diperluas, serta 400 stasiun air dan kipas kabut dipasang.

Saudi juga meluncurkan kampanye edukasi multibahasa, dan memperkuat infrastruktur medis dengan peningkatan kapasitas tempat tidur sebesar 60 persen.

Rumah sakit darurat baru dengan 200 tempat tidur di Mina serta tiga RS lapangan berkapasitas total lebih dari 1.200 tempat tidur juga disiapkan.

Baca: Jelang Wukuf, Ini Pesan Nyai Badriyah untuk Jemaah Haji Perempuan

Tahun ini mencatatkan keterlibatan swasta terbesar sepanjang sejarah haji, dengan tiga rumah sakit swasta aktif di lokasi suci.

Saudi mengerahkan 11 pesawat evakuasi medis, 900 ambulans, dan 71 titik darurat baru, serta lebih dari 7.500 paramedis di lapangan.

Teknologi canggih turut diterapkan, seperti alat pemantau pintar bagi jamaah berisiko tinggi yang terhubung ke Seha Virtual Hospital, serta layanan telemedisin. Sebanyak 50.000 tenaga medis dan teknis mendukung operasional ini.

“Kesadaran, pencegahan, dan tanggung jawab bukan hanya pilihan pribadi, tapi juga kewajiban agama dan kemanusiaan. Jika merasa tidak sehat, segera cari bantuan. Kami selalu ada di sisi Anda,” pungkasnya.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.