Jumlah Masjid di Amerika makin Banyak

Masjid IMAAM CENTER di Amerika Serikat (AS). Dok VOA Indonesia

Ikhbar.com: Institute for Social Policy and Understanding (ISPU) mengungkapkan jumlah masjid di Amerika Serikat (AS) meningkat menjadi 2.769 unit pada 2023, dari sebelumnya sebanyak 2.106 masjid pada 2010.

Meski begitu, survei tersebut juga melaporkan bahwa 35% dari total jumlah masjid tersebut menghadapi perlawanan yang signifikan dari lingkungan sekitar atau dewan kota ketika mereka mencoba mendapatkan izin untuk membangun atau memperluas area masjid. Angka problem ini lebih besar dibanding dekade sebelumnya, yakni antara 1980-–2009 yang hanya sebesar 25%.

“Pengelola masjid tanpa kenal lelah melakukan beragam hal agar dapat diterima masyarakat sekitar,” tulis laporan ISPU, sebagaimana dikutip dari Voice of America (VOA) Indonesia, pada Ahad, 14 April 2024.

Baca: Sentimen Anti-Islam di Amerika Serikat Meningkat

Hidup berdampingan

Presiden Indonesian Muslim Association in America (IMAAM), Arif Mustofa mengatakan, berbagai upaya dilakukan pihak pengelola agar masyarakat AS bisa lebih mengenal mereka dan merasa nyaman hidup berdampingan dengan masjid.

“Salah satunya dengan cara menjadikan bulan Ramadan sebagai momen yang tepat untuk mengajak warga lebih mengenal komunitas Muslim Indonesia dengan mengundang warga sekitar menikmati hidangan makan malam di acara iftar atau buka puasa bersama,” katanya.

“Karena di lingkungan kita ini ada komunitas Yahudi, komunitas Nasrani, dan ini adalah momen yang terbaik untuk kita sharing apa sih Ramadan, apa saja sih, kok itu ramai di masjid,” sambungnya.

Arif menambahkan acara yang juga mengundang perwakian dari pemerintah kota ini semakin penting dilakukan, mengingat setiap malam selama Ramadan, masjid IMAAM Center selalu ramai dikunjungi umat Muslim dari beragam kelompok masyarakat untuk berbuka puasa, salat tarawih, hingga iktikaf.

“Di awal-awal biasalah. Bukan kecurigaan, tapi penasaran saja mereka. Ini kok malam-malam, ngapain sampai malam. Makanya tiap tahun kita meng-educate, tiap tahun kita sharing. Karena ini kan parkir (jemaah) juga sampai ke mana-mana. Jadi kita harus berbaik-baik, kita sharing ini iftar apa sih yang dimakan, sekalian promosi makanan Indonesia,” tambahnya.

Selain iftar bersama, IMAAM Center juga kerap kali bekerja sama dengan gereja di dekat masjid untuk melakukan kegiatan sosial.

Selain IMAAM Center, Masjid At-Thohir di kota Los Angeles, California, juga aktif membuka diri mereka pada komunitas sekitar, bahkan sebelum masjid ini diresmikan pada 2022.

Salah seorang pengelola Indonesian Muslim Foundation-Los Angeles yang mengurus masjid At Thohir, Dwirana Satyavat mengatakan, masjid ini berdekatan dengan sekolah. Dia menjelaskan pengurus masjid mendukung dan membantu acara tahunan “Toys Drive” yang digelar sekolah tersebut.

“Selain itu sebelum tahun ajaran, kami juga melakukan distribusi back pack, school supplies. Kami undang masyarakat ke sini, jadi itu untuk masyarakat di sini. Insha Allah itu juga untuk menjalin hubungan dengan masyarakat,” ucapnya.

Masjid ini juga membuka pintu mereka bagi warga non-Muslim. “Dengan tetangga-tetangga juga kalo kami ada acara kami (undang), silakan jika ingin bergabung bersama kami. Kita lebih involved dengan community. Apa yang mereka perlukan, Inshaallah bisa kita bantu,” kata Dwirana.

Baca: Warga Muslim dan Yahudi Amerika Saling Blokir di Medsos

Terbuka

Di Kota Atlanta, Georgia, Masjid Al-Farooq yang merupakan salah satu masjid terbesar yang selalu memberikan kesempatan kepada komunitas non-Muslim untuk datang ke masjid mereka. Pengurus Masjid Al-Farooq, Dr. Khalid Siddiq mengatakan banyak warga non-Muslim datang ke Masjid. Ada yang berasal dari sekolah, orang yang ingin membuat makalah tentang Islam, hingga komunitas gereja.

“Dalam sepuluh tahun ada sekitar dua puluh ribu warga non-Muslim yang datang dan pihak Masjid membantu mereka untuk lebih memahami Islam dengan memberikan presentasi dan menjawab berbagai pertanyaan dari mereka,” ujarnya.

Sikap terbuka inilah yang secara perlahan diharapkan dapat membuat warga sekitar masjid merasa lebih nyaman hidup berdampingan dengan komunitas Muslim.

Salah seorang warga yang tinggal tepat di seberang masjid IMAAM Center, Karen Gunkel mengaku dapat merasakan bagaimana komunitas Muslim Indonesia sangat berempati dan peduli dengan warga sekitar setelah ia datang di acara buka puasa Bersama.

Karen juga sangat senang bisa lebih memahami makna Ramadan.

Survei ISPU juga memperlihatkan adanya peningkatan jumlah masjid di AS sebesar 31 persen dalam satu dekade ini, terutama terjadi di daerah pemukiman dan pinggiran kota, seiring dengan pertumbuhan populasi Muslim di Amerika akibat imigrasi maupun tingkat kelahiran.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.