Ikhbar.com: Israel melancarkan serangan udara ke Gaza yang menewaskan 32 orang, hanya beberapa jam usai tercapainya kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas.
Gencatan senjata yang dimediasi Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat (AS) ini dirancang untuk berlaku selama enam minggu, dan mencakup pembebasan sandera di kedua pihak. Serangan terbaru terjadi jelang dimulainya implementasi gencatan senjata pada Minggu mendatang.
Kesepakatan tersebut mencakup sejumlah poin penting, termasuk penarikan bertahap pasukan Israel dari Gaza serta pertukaran tahanan.
Presiden AS, Joe Biden, menyebut perjanjian ini sebagai “langkah signifikan” menuju penghentian konflik selama 15 bulan terakhir, yang telah merenggut puluhan ribu nyawa dan memperburuk ketegangan di kawasan Timur Tengah.
Baca: Palestina-Israel kembali Sepakat Rancang Gencatan Senjata
“Kesepakatan ini akan menghentikan pertempuran di Gaza, meningkatkan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan bagi warga sipil Palestina, dan menyatukan kembali para sandera dengan keluarga mereka setelah lebih dari 15 bulan disandera,” kata Biden di Washington, dikutip dari Reuters, pada 16 Januari 2025.
Di tengah antusiasme masyarakat Gaza yang menyambut berita gencatan senjata, kekhawatiran muncul terkait kemungkinan meningkatnya serangan sebelum gencatan senjata resmi berlaku.
Di Israel, beberapa kelompok menentang isi perjanjian ini, sementara persetujuan finalnya masih harus melalui proses pemungutan suara di kabinet keamanan pemerintah Israel.
Gencatan senjata ini diharapkan mampu meredakan konflik yang meluas hingga Tepi Barat, Lebanon, Suriah, Yaman, dan Irak.
Dalam tahap awal kesepakatan, sebanyak 33 sandera akan dibebaskan, termasuk dua warga negara Amerika, sementara masih ada 98 sandera Israel yang dilaporkan berada di Gaza.
Baca: Gencatan Senjata, Ini Poin-poin yang Disepakati Israel dan Palestina
Organisasi internasional seperti PBB dan Palang Merah telah menyatakan kesiapan mereka untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Di panggung global, kesepakatan ini disambut baik oleh para pemimpin dunia.
Negosiasi untuk tahap kedua dijadwalkan dimulai 16 hari setelah fase pertama, dengan fokus pada gencatan senjata permanen dan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.