Sejarawan Israel: Zionisme di Ambang Keruntuhan

Sejarawan Israel, Ilan Pappe. Foto: Middle East Eye.

Ikhbar.com: Sejarawan Israel, Ilan Pappe, mengungkapkan pandangannya bahwa Zionisme kini telah berubah menjadi neo-Zionisme, sebuah fase yang menurutnya lebih ekstrem dan agresif daripada sebelumnya.

Pappe melontarkan kritik terhadap respons Eropa terhadap konflik Gaza dalam sebuah konferensi di Kopenhagen. Ia menyebutnya sebagai “genosida yang paling banyak disiarkan di era modern.”

Baca: Palestina-Israel kembali Sepakat Rancang Gencatan Senjata

Pappe menjelaskan bahwa upaya yang terjadi saat ini merupakan kelanjutan dari agenda tahun 1948, yaitu menguasai seluruh wilayah Palestina historis, dan mengusir sebanyak mungkin penduduk Palestina.

Ia menggambarkan ini sebagai fase terakhir dari Zionisme, yang menurutnya kerap ditandai dengan ambisi besar dan kekejaman sebelum mencapai titik keruntuhan.

Mengutip dari Al Jazeera, Pappe juga menyoroti dinamika politik internasional, khususnya kemungkinan kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih, serta dukungan dari figur seperti Elon Musk. Menurutnya, kebijakan populis yang mungkin muncul akan membahayakan stabilitas ekonomi dan posisi global Amerika Serikat (AS).

Meski begitu, ia melihat sisi positif dari potensi berkurangnya keterlibatan AS dalam konflik tersebut dalam jangka panjang.

Pappe menegaskan perlunya peran aktif dari negara-negara Global South untuk mendorong perubahan. Sebaliknya, ia mengkritik warisan kerusakan yang ditinggalkan negara-negara Global North dalam konteks konflik ini.

Ketika berbicara tentang gencatan senjata, Pappe mengaku skeptis terhadap kemungkinan perdamaian yang cepat. Namun, ia melihat peluang jangka panjang untuk proses dekolonisasi yang dapat memberikan hasil lebih baik, meski membutuhkan waktu dan dukungan aliansi global untuk melawan ketidakadilan.

Baca: OKI Geram, Peta ‘Israel Raya’ Caplok Negara-negara Arab

Ia juga menyoroti aliansi baru antara Zionisme dan kelompok sayap kanan di Eropa. Menurutnya, meskipun kelompok ini memiliki elemen anti-Semit, mereka kini lebih berfokus menyerang komunitas Muslim dan Arab.

Pappe berharap fenomena ini dapat mendorong komunitas Yahudi di luar Israel untuk meninjau kembali hubungan mereka dengan negara tersebut.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.