Ikhbar.com: Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama (Kemenag) tengah melobi tambahan petugas haji ke pihak Kerajaan Arab Saudi. Negosiasi tersebut dilakukan Menteri Agama (Menag) Prof. KH Nasaruddin Umar saat bertemu dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq F. Al Rabiah pada Rabu, 12 Januari 2025.
Dalam pertemuan di Kantor Urusan Haji (KUH) pada Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah itu, Menag membahas tiga isu utama terkait peningkatan pelayanan jemaah haji Indonesia.
Menag menjelaskan, diskusi dengan Menteri Haji Saudi bertujuan untuk memperbaiki layanan haji bagi masyarakat Indonesia. Ia mengatakan bahwa isu pertama yang dibahas adalah permintaan penambahan jumlah petugas haji.
“Banyak jemaah Indonesia yang sudah lanjut usia. Hal itu seiring dengan masa tunggu yang panjang,” ujar Menag.
Baca: Alhamdulillah! Biaya Haji 2025 Turun, Jemaah Bayar Rp55 Juta
Prof. Nasar menjelaskan, berdasarkan data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), lebih dari 42 ribu jemaah berusia 65 tahun ke atas akan berangkat tahun ini. Angka tersebut belum terhitung sekitar 10 ribu kuota prioritas bagi lansia.
Dalam kesempatan itu, Menag menekankan bahwa dengan hanya 2.210 petugas haji saat ini, sangat sulit memberikan layanan optimal. Dalam satu pesawat, misalnya, hanya tersedia tiga petugas untuk melayani lebih dari 300 jemaah.
“Pembagian petugas berdasarkan gender juga perlu diperhatikan agar lebih efektif,” katanya.
Menag juga menyinggung aturan batas usia 90 tahun ke atas untuk keberangkatan haji. Ia menyarankan agar penilaian keberangkatan didasarkan pada kemampuan fisik (istithaah) daripada usia semata.
Poin pembahasan kedua adalah tentang permintaan pembebasan biaya masuk Masyair (Arafah, Muzdalifah, Mina) bagi petugas haji Indonesia. Menurut Menag, kebijakan ini penting untuk meringankan beban, seperti yang berlaku pada musim haji sebelumnya.
Lebih lanjut, pembahasan ketiga yang disampaikan adalah pengajuan skema Tanazul. Dengan skema ini, jemaah yang tinggal di sekitar Jamarat dapat kembali ke hotel saat fase Mabit di Mina, sehingga mengurangi kepadatan. Langkah ini diharapkan membantu meningkatkan kenyamanan jemaah.
Menag juga menyoroti apresiasi negara lain terhadap manajemen haji Indonesia yang dinilai sangat baik. Banyak negara datang untuk mempelajari sistem penyelenggaraan haji yang diterapkan Indonesia.
Selain bertemu Menteri Haji dan Umrah, Menag juga berdiskusi dengan sejumlah pihak penyedia layanan haji di Arab Saudi. Ia mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Saudi atas dukungan mereka dalam pelaksanaan ibadah haji dan berharap penyelenggaraan tahun ini lebih baik dari sebelumnya.