Ikhbar.com: Wakil Menteri Urusan Islam, Dakwah dan Bimbingan Kerajaan Saudi Arabia (KSA) Syekh Dr. Awad bin Sabti Al Anzi menyebut bahwa Indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi nilai moderasi beragama.
Hal itu disampaikan Syekh Awad saat berkunjung ke kantor Kementerian Agama (Kemenag) di Jakarta pada Rabu, 15 Mei 2024.
“Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Negara ini konsisten dalam memperkenalkan Islam Wasathiyah,” ujar Syekh Awad dikutip dari laman Kemenag pada Jumat, 17 Mei 2024.
Baca: Hati-hati! Kerajaan Saudi Tetapkan Denda Haji tanpa Izin hingga Rp425 Juta
Ia menyebut, Indonesia dan Arab Saudi memiliki peran penting di dunia Islam. Kedua negara bersepakat untuk memastikan dakwah yang disampaikan ke masyarakat adalah dakwah yang moderat dan toleran.
“Di sisi lain, hubungan bilateral antar kedua negara juga semakin kuat. Hal itu dibuktikan dengan setiap tahunnya Indonesia selalu menunjukkan keikutsertaannya dengan mengirim delegasi pada gelaran Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat internasional yang digelar pemerintah Arab Saudi,” katanya.
Selain itu, kata dia, juga terdapat Musabaqah Hifzhil Qur’an (MHQ) yang digelar di Indonesia, bekerja sama dengan pihak pemerintah Arab Saudi.
“Hubungan persaudaraan dan kerja sama kedua negara juga terus diperkuat melalui saling berkunjung dan berkolaborasi pada event-event internasional termasuk MTQ dan MHQ,” ungkapnya.
Syekh Awad mengapresiasi pemerintah Indonesia melalui Kemenag yang terus menjalin kerja sama di berbagai bidang, termasuk bidang dakwah, haji, dan umrah.
“Kami berterima kasih dan mengapresiasi kerja sama Indonesia-Arab Saudi dalam bidang dakwah yang terjalin sangat baik. Bahkan, selama dua tahun terakhir, Menteri Agama (Yaqut Cholil Qoumas) juga telah membangun diplomasi dengan pemerintah Arab Saudi yang memperkuat hubungan kerja sama pada bidang haji dan umrah,” ucap dia.
Hubungan kerja sama Kemenag dan Kementerian Urusan Islam, Dakwah, dan Bimbingan KSA di Bidang Urusan Islam telah tertuang dalam butir nota kesepahaman antara kedua negara.
Dalam pertemuan tersebut, Dirjen Bimas Islam, Kamaruddin Amin juga sempat memperkenalkan peran Majelis Dai Kebangsaan (MDK) sebagai lembaga yang mewadahi para dai dalam merawat keberagaman.
Ia menyebut bahwa Indonesia dengan tingkat keberagaman yang tinggi perlu diikat dengan sikap beragama yang moderat. Hal itu menurutnya, menjadi prasyarat kerukunan dan toleransi.
“MDK ini bertanggung jawab untuk menyosialisasikan Moderasi Beragama di tengah masyarakat. Mereka juga berperan memperkenalkan Islam wasathiyah sebagai landasan kokoh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujarnya.
Selain itu, ia juga memperkenalkan Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) sebagai lembaga resmi yang dibentuk Kemenag untuk menjaga rumah ibadah dari ekstremisme dan intoleransi. Ia menjelaskan, masjid-masjid di Indonesia menjadi arus utama dalam menyampaikan Islam wasathiyah.
“Kami memiliki ratusan ribu masjid. Kami tekankan kepada pengurus BKM agar masjid menjadi arus utama dalam menyampaikan Islam wasathiyah,” ujarnya.