India Tuntut Ganti Rugi Benda Sejarah yang Dirampas Inggris di Masa Kolonial hingga Rp1.000 Kuadriliun

Ilustrasi warga India yang hidup dalam garis kemiskinan. Oxfam menilai, ketimpangan global berakar dari kolonialisme. Dok: Oxfam.

Ikhbar.com: Seorang sejarawan mengusulkan agar Inggris memulangkan artefak-artefak yang dijarah dari bekas koloninya, termasuk India, sebagai alternatif dari pembayaran reparasi dalam jumlah besar.

Usulan ini muncul setelah laporan sebuah organisasi global, Oxfam, menyebutkan bahwa India berhak menerima lebih dari £52 triliun (sekitar Rp1.000 kuadriliun) sebagai kompensasi atas eksploitasi kolonial.

Laporan tersebut juga menekankan perlunya negara-negara Barat untuk memberikan setidaknya £4 triliun (sekitar Rp80 kuadriliun) per tahun kepada bekas koloni, baik sebagai reparasi kolonial maupun kontribusi atas “utang iklim.”

Dalam laporan bertajuk Takers not Makers: The Unjust Poverty and Unearned Wealth of Colonialism, disebutkan bahwa antara tahun 1765 hingga 1900, kelompok terkaya di Inggris mengekstraksi kekayaan dari India senilai US$33,8 triliun (sekitar Rp547 kuadriliun) jika dihitung dengan nilai mata uang saat ini.

“Reparasi harus dilakukan terhadap mereka yang dijajah dan diperbudak secara brutal,” tulis laporan itu, dikutip dari The Independent, pada Kamis, 23 Januari 2025.

Baca: Mengagumi Masa Kejayaan Islam di India lewat Warisan Mughal

Seorang sejarawan India, Rana Safvi, menilai bahwa pembayaran reparasi dalam jumlah besar bisa menjadi hal yang sulit diwujudkan.

Safvi juga menyoroti bahwa banyak museum di negara-negara Barat dipenuhi benda-benda berharga dari Afrika dan Asia, yang diperoleh selama masa kolonial.

Selain itu, laporan Oxfam mengecam ketimpangan global yang berakar dari kolonialisme. Sistem ini, menurut laporan, memperkaya segelintir orang kaya di negara maju, sambil terus mengeksploitasi masyarakat yang terpinggirkan di negara-negara bekas koloni.

Laporan ini merekomendasikan langkah-langkah seperti membatasi pendapatan tertinggi, mengenakan pajak progresif pada orang kaya, menutup surga pajak, dan menghentikan aliran kekayaan dari Selatan Global ke negara-negara maju.

Baca: Islamofobia di India, Pasutri Muslim Diusir karena Mampu Beli Rumah

Oxfam juga menyoroti dominasi ekonomi global oleh segelintir orang superkaya. Laporan ini mendesak negara-negara bekas kekuatan kolonial untuk menghadapi dampak buruk kolonialisme.

Selain menawarkan permintaan maaf resmi, Oxfam merekomendasikan pemberian reparasi sebagai langkah konkret untuk memperbaiki ketidakadilan sejarah tersebut.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.