Ikhbar.com: Seorang pejabat senior Taliban yang menjabat sebagai deputi politik di Kementerian Luar Negeri, Sher Abbas Stanikzai, secara terbuka mengkritik kebijakan kelompoknya dengan mendesak pembatalan larangan pendidikan bagi perempuan dan anak perempuan di Afghanistan.
Dalam pernyataannya, Stanikzai menegaskan bahwa tidak ada dasar yang sah, baik di masa lalu maupun saat ini, untuk menolak akses pendidikan bagi perempuan.
Taliban sebelumnya melarang pendidikan bagi perempuan setelah kelas enam, dan dilaporkan juga menghentikan pelatihan medis, serta kursus bagi perempuan.
Baca: Taliban Larang Perempuan Afghanistan Jadi Bidan
Hal ini menimbulkan kekhawatiran, mengingat di Afghanistan, perempuan hanya dapat menerima perawatan medis dari profesional kesehatan perempuan. Namun, pihak berwenang belum mengonfirmasi secara resmi larangan pelatihan medis ini.
Dalam video yang dibagikan di platform X melalui akun resminya, Stanikzai menyebut bahwa kebijakan tersebut merupakan “ketidakadilan terhadap 20 juta orang dari total populasi 40 juta.”
Ia juga menegaskan bahwa larangan ini tidak didasarkan pada hukum Islam, melainkan keputusan pribadi.
Mengutip dari The Independent, pada Rabu, 22 Januari 2025, pernyataan Stanikzai ini merupakan seruan langsung pertama kepada pemimpin tertinggi Taliban, Hibatullah Akhundzada, untuk mengubah kebijakan tersebut.
Sebelumnya, ia juga pernah menyuarakan dukungan terhadap hak perempuan dan anak perempuan untuk memperoleh pendidikan.
Di sisi lain, di Islamabad, Pakistan, penerima Nobel Perdamaian, Malala Yousafzai, turut mendesak para pemimpin Muslim untuk menekan Taliban agar mencabut larangan pendidikan bagi perempuan.
Baca: Malala Yousafzai Sebut Taliban tak Anggap Perempuan sebagai Manusia
Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa pengakuan terhadap Taliban sebagai pemerintah sah Afghanistan sulit terwujud, selama larangan terhadap pendidikan dan pekerjaan perempuan tetap berlaku.
Meski tidak ada negara yang secara resmi mengakui Taliban sebagai pemerintah Afghanistan, beberapa negara, seperti Rusia dan India, telah menjalin hubungan diplomatik dengan kelompok tersebut.
Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.