Cina bakal Kirim Robot Pencari Air ke Bulan

Wahana penjelajah bulan Yutu 2 milik Tiongkok, seperti yang terlihat oleh wahana pendarat Chang'e 4, di sisi terjauh bulan. Misi Chang'e 7 tahun 2026 juga akan menampilkan wahana penjelajah besar, serta wahana pendarat dan wahana hopper kecil yang akan menjelajahi kawah bulan. Dok CNSA

Ikhbar.com: Cina sedang mempersiapkan misi luar angkasa yang akan diluncurkan pada tahun depan untuk mencari bukti pasti keberadaan air di kutub selatan Bulan.

Misi Chang’e 7, yang direncanakan berlangsung pada 2026, akan terdiri dari sebuah lander (pendarat), rover, dan robot lompat mobilitas tinggi, yang semuanya akan berfungsi untuk mengeksplorasi permukaan Bulan.

“Robot lompat ini menjadi bagian dari misi ini disebut sebagai penjelajah Bulan pertama sejenis,” tulis media negara setempat, Xinhua, sebagaimana dikutip pada Ahad, 9 Februari 2025.

Baca: Ilmuwan Temukan Air di Mars

Robot tersebut dirancang untuk melompat dari daerah yang diterangi matahari menuju kawah yang lebih gelap untuk mencari air dengan menggunakan alat analisa molekul. Pendarat dalam misi ini akan dilengkapi dengan sistem navigasi gambar berbasis penanda ruang angkasa yang pertama di Cina, yang akan memastikan akurasi tinggi dalam pendaratan.

Sementara itu, robot lompat akan menggunakan teknologi peredam kejut aktif untuk mendarat dengan aman di permukaan yang miring.

Penemuan es di kawah-kawah gelap di Bulan akan menjadi terobosan besar dalam eksplorasi Bulan. Hal ini dapat membuka peluang besar untuk memanfaatkan sumber daya yang ada di Bulan untuk berbagai keperluan, seperti persediaan bagi astronot atau bahan bakar untuk roket dan pesawat luar angkasa. Keberadaan air di Bulan akan menjadi salah satu elemen penting dalam upaya untuk membangun fasilitas permanen di sana.

Misi Chang’e 7 akan menargetkan Kawah Shackleton, sebuah lokasi yang sudah lama dianggap sebagai tempat yang menjanjikan untuk mencari air beku. Sebelumnya, misi-misi Cina juga telah menargetkan wilayah ini karena kondisi kawah yang selalu berada dalam bayang-bayang, menjaga suhu di dalamnya tetap sangat rendah, sebuah kondisi ideal untuk menyimpan es.

Rover yang digunakan dalam misi Chang’e 7 akan dibangun berdasarkan rover Yutu (Kelinci Giok) yang telah digunakan dalam misi-misi Bulan sebelumnya, tetapi kali ini rover tersebut akan lebih besar dan mampu membawa berbagai muatan berbeda. Chang’e 7 juga akan didukung oleh satelit relay Queqiao 2, yang tahun lalu turut mendukung misi Chang’e 6 dalam usaha pengambilan sampel dari sisi jauh Bulan.

Misi ini merupakan bagian dari ambisi besar Cina untuk membangun pangkalan di Bulan. Chang’e 7 hanya salah satu dari dua misi yang direncanakan sebagai bagian dari langkah lebih lanjut menuju pembangunan stasiun riset internasional di Bulan. Misi Chang’e 8, yang direncanakan akan diluncurkan sekitar tahun 2028, akan menguji pemanfaatan sumber daya lokal di Bulan dan kemungkinan akan melibatkan robot humanoid.

Setelah itu, Cina berencana untuk membangun Stasiun Riset Luar Angkasa Internasional Bulan (ILRS) pada dekade 2030-an.

Baca: Bulan lebih Sering Gempa daripada Bumi

Di sisi lain, NASA juga memiliki rencana untuk mengirimkan pesawat luar angkasa bergerak, rover VIPER, untuk mencari air di kutub selatan Bulan. Misi VIPER semula dibatalkan, namun kini NASA tengah mencari mitra komersial untuk menghidupkan kembali proyek ini.

Data yang diperoleh dari misi VIPER diperkirakan akan sangat berharga bagi program Artemis yang dipimpin oleh NASA, yang bertujuan untuk menjelajahi lebih jauh potensi eksplorasi Bulan dan persiapan untuk misi Mars di masa depan.

Kehadiran misi-misi ini, baik dari Cina maupun NASA, memperlihatkan betapa pentingnya Bulan sebagai bagian dari ambisi eksplorasi luar angkasa manusia di masa depan. Penemuan air di Bulan tidak hanya akan mengubah cara manusia menjelajahi ruang angkasa, tetapi juga membuka peluang bagi pembangunan fasilitas berkelanjutan di luar angkasa, yang dapat mendukung kehidupan manusia dalam jangka panjang.

Misi Chang’e 7 diharapkan dapat menjadi titik awal dalam pencarian sumber daya yang lebih luas di Bulan, yang kelak dapat digunakan untuk mendukung upaya-upaya eksplorasi luar angkasa yang lebih jauh, termasuk perjalanan ke Mars. Dengan begitu, perjalanan menuju Bulan tak hanya sekadar untuk menjelajahi, tetapi juga untuk memanfaatkan kekayaan yang ada di sana demi keberlangsungan misi luar angkasa di masa depan.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.