Ikhbar.com: Studi terbaru mengungkapkan bukti adanya air cair di Mars pada masa lampau, yang menunjukkan bahwa planet merah tersebut tidak hanya dipenuhi es beku. Penelitian ini menemukan “gelombang riak” purba pada batuan Mars yang terbentuk akibat kombinasi air dan angin sekitar 3,7 miliar tahun lalu.
Temuan tersebut mengindikasikan keberadaan tubuh air dangkal yang terbuka terhadap atmosfer Mars pada masa itu.
Peneliti dari California Institute of Technology sekaligus penulis utama studi ini, Claire Mondro, menjelaskan bahwa pola riak yang ditemukan hanya bisa terbentuk di bawah air yang terbuka terhadap pengaruh atmosfer dan angin.
“Bentuk riak hanya mungkin terbentuk di bawah air yang terbuka terhadap atmosfer dan dipengaruhi oleh angin,” ungkap Lamb, dikutip dari Earth.com, pada Ahad, 26 Januari 2025.
Penemuan ini signifikan karena memperpanjang periode keberadaan air cair di Mars, sekaligus membuka peluang adanya kehidupan mikroba pada masa lampau.
Seorang profesor geologi di Caltech, Dr. Michael Lamb, menggunakan model komputer untuk memperkirakan ukuran danau purba berdasarkan riak yang ditemukan.
Baca: 7 Planet bakal Konvoi di Langit Bulan Depan
Simulasi tersebut mengungkap bahwa Mars pernah memiliki iklim yang cukup hangat untuk menopang tubuh air cair yang terbuka, yang menambah bukti bahwa planet ini pernah memiliki kondisi mendukung kehidupan.
Bukti keberadaan air cair ini memberikan implikasi besar terhadap pemahaman mengenai sejarah Mars, dan kemungkinan adanya kehidupan di luar Bumi.
Air merupakan elemen utama bagi kehidupan, sehingga penemuan ini memperkuat hipotesis bahwa Mars mungkin pernah mendukung kehidupan mikroba di masa lalu.
Baca: Ini Alasan Pluto ‘Pensiun’ Jadi Planet
Lebih dari itu, keberadaan air cair di Mars memiliki potensi penting untuk misi manusia di masa depan. Air dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan dasar seperti minum, serta sebagai bahan baku dalam produksi oksigen dan bahan bakar roket, menjadikannya sumber daya strategis bagi eksplorasi antariksa.
Penemuan ini didokumentasikan oleh rover Curiosity NASA selama ekspedisinya di Kawah Gale pada tahun 2022.
Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.