Ikhbar.com: Taliban menyatakan kesiapan untuk memulai kembali hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat (AS), tetapi menegaskan bahwa peralatan dan kendaraan militer yang ditinggalkan pasukan Amerika dan NATO tetap menjadi milik Afghanistan.
Juru bicara Taliban, Abdul Qahar Balkhi, menegaskan bahwa kelompok tersebut ingin membuka babak baru dalam hubungan dengan Washington.
Namun, peralatan militer yang tertinggal tidak akan dikembalikan, dan tidak ada kesepakatan yang dibuat antara kedua negara terkait aset tersebut.
Baca: Pejabat Taliban Minta Kelompoknya Cabut Larangan Sekolah bagi Anak Perempuan di Afghanistan
“Ini adalah aset negara Afghanistan. Mereka akan terus menjadi milik negara Afghanistan,” kata Balkhi, dikutip dari The Independent, pada Sabtu, 8 Febuari 2025.
Selama penarikan pasukan pada Agustus 2021, Pentagon melaporkan bahwa peralatan militer senilai lebih dari Rp113 triliun diserahkan kepada pasukan Afghanistan.
Persenjataan yang ditinggalkan mencakup pesawat, kendaraan militer, Humvee, senjata, serta perlengkapan lainnya, yang sebagian besar telah dibongkar oleh pejuang Taliban.
Meskipun pemerintahan Donald Trump menandatangani kesepakatan penarikan pasukan NATO dengan Taliban, Trump mengkritik keras cara penerusnya, Joe Biden, menangani proses tersebut.
Dalam pernyataannya, ia menuduh Partai Demokrat telah menyerahkan “sebagian besar peralatan militer” kepada musuh.
Baca: Malala Yousafzai Sebut Taliban tak Anggap Perempuan sebagai Manusia
Taliban kerap memamerkan peralatan militer yang tersisa dalam berbagai acara, termasuk parade besar di pangkalan udara Bagram untuk menandai tiga tahun kekuasaan mereka.
Analisis gambar menunjukkan Humvee dan kendaraan militer lainnya masih terlihat di pusat-pusat kekuasaan Afghanistan, seperti Kabul dan Kandahar.