Survei: Ditanya Hal Pribadi Masuk Daftar Hal Paling tak Disukai saat Lebaran

Ilustrasi kumpul keluarga saat lebaran. Foto: Freepik

Ikhbar.com: Hari raya Idulfitri menjadi momentum bahagia bagi umat Muslim di seluruh dunia. Di Indonesia, hari lebaran kerap diisi dengan agenda silaturahmi ke sanak saudara.

Meski demikian, beberapa orang tidak begitu suka dengan sejumlah peristiwa yang mengiringi lebaran, salah satunya ditanya soal hal-hal pribadi atau pencapaian personal.

Dikutip dari survei Litbang Kompas, ditanya soal hal pribadi  menduduki peringkat keempat yang tidak disukai seseorang saat lebaran. 

“5,8 persen responden tak suka ditanyai hal-hal pribadi atau pencapaian personal saat Lebaran, seperti pekerjaan, pernikahan, dan sebagainya,” tulis hasil survei Litbang Kompas dikutip pada Rabu, 17 April 2024.

Baca: Tafsir QS. Al-A’la Ayat 14-15: Idulfitri yang Hakiki

Sementara posisi teratas mayoritas responden Muslim Indonesia tidak menyukai kenaikan harga kebutuhan pokok saat lebaran dengan 29,8%.

“Fenomena melonjaknya berbagai barang komoditas pokok tampak telah menjadi sisi negatif lebaran yang tertanam kuat di benak publik,” tulis Litbang Kompas.

Kemudian 24,4% responden tidak suka kemacetan jalan raya, dan 7,3% tak suka dengan tingginya pengeluaran.

Sementara di urutan kelima responden tidak menyukai kenaikan harga angkutan umum dengan prosentase 5,2%. Berikutnya sebanyak 1,9% responden mengeluhkan tempat wisata yang terlalu ramai hingga berdesak-desakan.

“Berikutnya 0,7 persen responden tidak suka dengan keharusan berinteraksi dengan keluarga besar, kerabat, atau tetangga pada momen tersebut,” tulisnya.

Baca: Indonesia Punya 2 Kali Ramadan dan 1 Lebaran pada 2030

Di sisi lain, ada 19,3% responden yang tidak memiliki keluhan apapun terkait Lebaran dan 5,7% tidak tahu.

Survei tersebut melibatkan 839 responden dari 38 provinsi Indonesia yang dipilih secara acak dan proporsional. Namun, Litbang Kompas tidak memerinci berapa banyak responden Muslim.

Pengumpulan data dilakukan pada 25-29 Maret 2024 melalui wawancara telepon. Toleransi kesalahan survei (margin of error) sekitar 3,38% dan tingkat kepercayaan 95%, dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.