Ikhbar.com: Pola asuh “gentle parenting“ semakin populer di kalangan orang tua modern. Dengan menekankan empati, rasa hormat, dan pengertian terhadap anak, konsep ini tampak menarik karena menawarkan pendekatan yang lebih lembut dalam membentuk karakter anak.
Namun, di tengah popularitasnya, muncul beragam kesalahpahaman, mulai dari anggapan bahwa pola asuh ini memanjakan anak hingga salah kaprah dalam memahami ketegasan sebagai bentuk kekerasan.
Psikolog dan pakar parenting, Sarah Ockwell-Smith menjelaskan, gentle parenting merupakan pola asuh yang berfokus pada membangun hubungan emosional yang sehat antara orang tua dan anak.
Prinsip dasarnya meliputi empati, komunikasi yang baik, dan pendekatan tanpa kekerasan. Pola asuh ini menghindari hukuman fisik atau ancaman sebagai metode disiplin, dan menggantinya dengan dialog dan contoh perilaku yang baik.
Namun, konsep ini sering kali disalahartikan. Banyak yang menganggap gentle parenting identik dengan membiarkan anak bertindak sesuka hati tanpa batasan. Padahal, para ahli menekankan pentingnya batasan yang jelas dan konsisten, agar anak tetap memahami konsekuensi dari setiap tindakan mereka.
Baca: Ibu, Anak Perempuan, dan Pengasuhan Islami, Belajar dari Kasus Nikita Mirzani dan Lolly
Laku lembut Rasulullah
Pola asuh yang penuh kasih dan kelembutan telah dicontohkan Rasulullah Muhammad Saw. Rasulullah adalah teladan terbaik dalam mendidik anak dengan penuh cinta, tanpa mengabaikan nilai-nilai disiplin.
Nabi Saw bersabda:
مَا كَانَ الرِّفْقُ فِي شَيْءٍ إِلَّا زَانَهُ، وَمَا نُزِعَ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا شَانَهُ
“Tidaklah kelembutan ada pada sesuatu melainkan akan menghiasinya, dan tidaklah kelembutan dicabut dari sesuatu melainkan akan membuatnya buruk.” (HR. Muslim)
Ajaran ini selaras dengan prinsip gentle parenting yang menolak pendekatan keras dalam mendisiplinkan anak. Namun, Islam juga menekankan pentingnya mendidik anak agar memahami nilai-nilai moral dan tanggung jawab. Hal ini dapat dicapai melalui ketegasan yang penuh hikmah, bukan kekerasan.
Baca: Doa saat Anak Tantrum
Bukan berarti memanjakan
Kesalahan paling umum dalam memahami gentle parenting adalah menganggapnya sebagai pola asuh yang terlalu permisif. Islam sendiri menegaskan pentingnya mengarahkan anak dengan batasan yang jelas.
Dalam QS. A-Tahrim: 6, Allah Swt berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.”
Ayat ini mengingatkan bahwa orang tua memiliki tanggung jawab besar dalam membimbing anak, termasuk menanamkan akhlak mulia dan nilai-nilai agama.
Gentle parenting tidak bertujuan membiarkan anak tanpa aturan, tetapi membantu anak memahami aturan dengan cara yang lebih positif.
Sebaliknya, ada pula kesalahpahaman bahwa bersikap tegas identik dengan kekerasan. Dalam Islam, ketegasan adalah bagian dari mendidik, tetapi harus dilakukan dengan kelembutan.
Rasulullah Saw tidak pernah menggunakan kekerasan dalam mendisiplinkan anak-anak, tetapi beliau tetap tegas dalam menanamkan nilai-nilai kebenaran.
Sebagai contoh, suatu hari cucu Rasulullah Saw, Sayidina Hasan dan Husain, menaiki punggung beliau di tengah perbincangan bersama para sahabat, seperti yang diceritakan dalam Tanqih al-Qaul karya Syekh Nawawi Al-Bantani.
Rasulullah dengan lembut meminta mereka turun, tetapi tatapan tegas dari Sayidina Ali, ayah mereka, membuat Hasan dan Husain ketakutan. Rasulullah menasihati Sayidina Ali untuk tidak membentak mereka karena keduanya adalah buah hati yang disayanginya.
Namun, Malaikat Jibril datang, dan mengingatkan bahwa ketegasan Sayidina Ali adalah tindakan yang benar, asalkan dilakukan dengan cara mendidik, bukan kekerasan.
Baca: ‘How to Make Millions Before Grandma Dies,’ Pentingnya Ketulusan dalam Birrul Walidain
Rasulullah pun bersabda bahwa mendidik anak dengan baik, termasuk menanamkan sopan santun, adalah kewajiban orang tua. Hal ini menunjukkan bahwa ketegasan dalam Islam sejalan dengan kelembutan, sebagaimana prinsip gentle parenting, selama bertujuan untuk kebaikan anak tanpa melukai perasaan mereka.
Pola asuh gentle parenting sebenarnya selaras dengan nilai-nilai Islam yang menekankan kelembutan, kasih sayang, dan penghormatan terhadap anak. Akan tetapi penting bagi orang tua untuk memahami konsep ini dengan benar agar tidak terjebak dalam kesalahpahaman.
Memanjakan anak tanpa batas atau terlalu permisif justru bertentangan dengan prinsip Islam, begitu pula dengan kekerasan yang dibungkus atas nama ketegasan.