Pengamat: Anak yang Gemar Mambantu Orang Tua Cenderung Lebih Sukses saat Dewasa

Ilustrasi anak membantu pekerjaan orang tua. Foto: Freepik

Ikhbar.com: Mantan dosen di Stanford University, California, Julie Lythcott-Haims menyebut bahwa anak-anak yang gemar mengerjakan pekerjaan rumah tangga cenderung lebih sukses saat dewasa.

Hal itu diungkapkan Lythcott dalam bukunya yang berjudul How to Raise an Adult (2016). Ia mengatakan, anak yang gemar membantu orang tua dalam mengerjakan pekerjaan rumah akan memiliki keterampilan untuk berkolaborasi dengan rekan kerja di masa depan.

“Selain itu, anak akan lebih berempati terhadap orang lain. Untuk itu, tidak ada salahnya menerapkan aturan agar anak mengerjakan satu atau beberapa pekerjaan rumah,” katanya.

Di sisi lain, kata dia, menerapkan prinsip tersebut juga dinilai bisa membantu anak untuk hidup lebih mandiri dan terbiasa melakukan pekerjaan rumah tangga, terutama saat tidak tinggal dengan orang tua.

Baca: Kapan Anak Boleh Punya HP Sendiri? Ini Jawaban Bill Gates

“Kita semua membutuhkan bantuan untuk mengatasi tumpukan cucian dan piring yang menumpuk. Nah, anak-anak yang mengerjakan tugas-tugas rumah tangga akan berhasil saat dewasa,” ucapnya.

Lebih lanjut, Lythcott meyakini, anak yang tumbuh dengan terbiasa melakukan tugas akan menjadi professional dan pengusaha yang lebih baik. 

Sebaliknya, anak yang tidak terbiasa melakukan pekerjaan rumah mereka akan selalu ketergantungan dengan orang lain yang dinilai mampu menyelesaikan tugasnya. 

“Hal itu tentu membuat anak menjadi pemalas dan selalu berusaha terbebas dari pekerjaan,” katanya.

Menurutnya, anak yang mempunyai tipikal demikian tidak menutup kemungkinan ia akan terbiasa mengandalkan orang lain, entah itu dengan mempekerjakan seseorang dengan membayarnya, atau dengan cara lain.

Ia menilai, saat ini orang tua mempunyai kecenderungan terlalu melindungi dan mengarahkan anak-anak yang menurutnya menghambat kepercayaan diri.

“Saya percaya bahwa tugas-tugas rumah akan menanamkan pola pikir tertentu pada anak. Pola pikir ini akan memberi tahu mereka hal-hal tertentu yang harus dilakukan, dan mereka harus menjadi orang-orang yang bekerja keras dan mengerjakannya,” ujar dia.

Ia juga menyarankan agar orang tua memikirkan kembali dan memperluas definisi apa itu sebuah kesuksesan.

“Ini bukan hanya tentang masuk ke perguruan tinggi tertentu, memperoleh nilai ujian tertentu, atau mengambil jalur karier tertentu,” tandasnya.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.