Ikhbar.com: Keyakinan masyarakat Arab terhadap Muharam sebagai bulan terlarang untuk perang telah menguat sejak era pra-Islam. Namun, mereka tidak konsisten. Sesekali waktu memang mengharamkannya, tapi di lain kesempatan, pertumpahan darah itu dengan membabi-buta tetap dilakukan.
Syekh Alamuddin As-Sakhawi dalam Al-Masyhur fi Asmail Ayyam wasy Syuhur menjelaskan, nama “Muharam” secara harfiyah bermakna bulan yang diharamkan atas pertumpahan darah.
“Dengan demikian, keharamannya itu dikukuhkan,” tulisnya, dikutip Rabu, 19 Juli 2023.
Makna lain dari “Muharam” ialah bulan mulia. Terdapat keutamaan ibadah yang dianjurkan Rasulullah Muhammad Saw untuk dilakukan pada bulan itu. Nabi Saw bersabda:
مَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ كَاَن لَهُ كَفَارَةً سَنَتَيْنِ، وَمَنْ صَامَ يَوْمًا مِنَ الْمُحَرَّمِ فَلَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ ثَلَاثُونَ يَوْمًا
“Orang yang berpuasa pada hari Arafah bisa menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharam, maka baginya sebab puasa setiap sehari, berpahala 30 hari puasa.” (HR. Thabarani).
Baca: 3 Hadis tentang Kemuliaan Bulan Muharam
Sejarah kalender jawa
Di dalam kalender jawa, Muharam disebut Suro. Secara etimologi nama itu diserap dari Bahasa Arab, Asyura alias hari kesepuluh dalam bulan Muharam versi penanggalan hijriah.
Alih nama itu dilakukan berdasarkan keputusan Sultan Agung Hanyokrokusumo untuk mengganti penanggalan Saka yang berbasis syamsiyah (perputaran matahari), dengan kalender Islam yang bersistem qamariyah (perputaran bulan) pada 1633.
Baca: 3 Alasan Muharam Jadi Bulan Pertama Kalender Hijriah
Penulis Analisis Kesesuaian Kalender Jawa Islam dengan Kalender Hijriyah (Jurnal Al-Afaq: 2022), Muhammad Sholehuddin mengungkapkan, meski beralih sistem penanggalan, angka tahun pada kalender Saka tetap diteruskan. Sehingga tahun 1555 Saka pada waktu itu, dinyatakan menjadi tahun 1555 jawa.
“Permulaan peralihan dari kalender Saka ke kalender Islam Jawa dimulai hari Jumat Legi, tanggal 1 Sura tahun Alip 1555 Jawa. Bertepatan dengan tanggal 1 Muharam tahun 1043 Hijriah, atau tanggal 8 Juli 1633 Masehi,” tulisnya.