Ikhbar.com: Di tengah gemerlap Kota Miami yang penuh warna, terdapat dua detektif legendaris yang harus menghadapi tantangan terbesar dalam karier mereka. Bad Boys: Ride or Die, film yang disutradarai Adil El Arbi dan Bilall Fallah, kembali menampilkan Letnan Michael Eugene Lowery alias Mike (Will Smith) dan Letnan Detektif Marcus Miles Burnett (Martin Lawrence) dalam misi yang tidak hanya menguji keterampilan mereka, tetapi juga integritas dan komitmen mereka terhadap kebenaran.
Bad Boys: Ride or Die melanjutkan kisah Mike dan Marcus, yang selama ini telah menjadi rekan dan sahabat dekat. Suatu ketika, Kapten Conrad Howard (Joe Pantoliano), atasan mereka, ditemukan tewas dalam kondisi yang mencurigakan. Tak lama setelah itu, terkuak tuduhan mengejutkan bahwa mendiang kapten terlibat dalam skandal korupsi dengan kartel narkoba Rumania. Tuduhan ini muncul setelah polisi Miami menemukan barang bukti yang mengarah kepadanya.
Merasa tidak percaya dan terkejut, Mike dan Marcus bertekad untuk membersihkan nama baik kapten mereka. Misi mereka untuk mencari kebenaran membawa mereka ke dalam situasi yang berbahaya. Mereka harus menghadapi skenario yang membuat mereka menjadi buronan.
Baca: ‘How to Make Millions Before Grandma Dies,’ Pentingnya Ketulusan dalam Birrul Walidain
Bahaya fitnah
Film ini menggambarkan betapa berbahayanya fitnah yang dapat merusak reputasi seseorang, bahkan setelah mereka meninggal.
Kebiasaan menimpakan kesalahan kepada orang lain merupakan modus lawas yang kerap dilakukan manusia. Hal ini sebagaimana yang disinggung dalam QS. An-Nisa: 112. Allah Swt berfirman:
وَمَنْ يَّكْسِبْ خَطِيْۤـَٔةً اَوْ اِثْمًا ثُمَّ يَرْمِ بِهٖ بَرِيْۤـًٔا فَقَدِ احْتَمَلَ بُهْتَانًا وَّاِثْمًا مُّبِيْنًا
“Siapa yang berbuat kesalahan atau dosa, kemudian menuduhkannya kepada orang yang tidak bersalah, sungguh telah memikul suatu kebohongan dan dosa yang nyata.”
Ayat ini menegaskan tentang bahaya fitnah dan menuduh orang yang tidak bersalah. Firman tersebut memperingatkan bahwa siapa pun yang berbuat dosa, lalu melemparkan kesalahan kepada orang lain, telah memikul dosa ganda. Pertama, karena kesalahannya sendiri. Kedua, karena kebohongan yang dia buat.
Imam Ibnu Katsir menegaskan bahwa tindakan itu tidak hanya merugikan orang lain, tetapi juga menambah beban dosa pelaku. Sedangkan menurut Al-Qurthubi, seseorang yang memfitnah berpotensi besar merusak hubungan sosial dan kepercayaan, yang dalam Islam sangat dijunjung tinggi.
Fitnah dalam Islam dianggap sangat berbahaya. Sayyid Qutb dalam Fi Zhilal al-Qur’an menekankan bahwa fitnah mampu menghancurkan kehormatan dan menciptakan ketidakadilan dalam masyarakat.
Tindakan ini bisa berdampak luas, terutama di era modern ketika informasi dapat dengan mudah menyebar di media sosial. Oleh karena itu, menjaga integritas dan kejujuran adalah kunci pencegahan fitnah.
Ibnu Asyur dalam Tafsir At-Tahrir wa at-Tanwir menyebutkan bahwa ayat ini menekankan pentingnya bertanggung jawab atas setiap perbuatan, bukan mencari kambing hitam. Islam mengajarkan untuk selalu menegakkan keadilan dan menghindari tuduhan yang tidak berdasar.
Pencarian kebenaran
Ketika mereka menyelidiki lebih dalam, Mike dan Marcus menemukan bahwa skandal korupsi ini jauh lebih dalam dan kompleks daripada yang mereka bayangkan. Keduanya harus menghadapi musuh yang tidak hanya berbahaya tetapi juga memiliki pengaruh besar.
Di sinilah pentingnya keberanian untuk mencari kebenaran. Kebenaran dalam Islam adalah prinsip yang kuat dan pasti akan menemukan jalannya sendiri. Dalam QS. Al-Isra: 81, Allah berfirman:
وَقُلْ جَاۤءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُۖ اِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوْقًا
“Katakanlah, ‘Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sesungguhnya yang batil itu pasti lenyap.”
Ayat ini menegaskan bahwa ketika kebenaran hadir, kebatilan akan hilang. Bahkan, Allah Swt juga berfirman:
سَنُرِيْهِمْ اٰيٰتِنَا فِى الْاٰفَاقِ وَفِيْٓ اَنْفُسِهِمْ حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ اَنَّهُ الْحَقُّۗ اَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ اَنَّهٗ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيْدٌ
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kebesaran) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri sehingga jelaslah bagi mereka bahwa (Al-Qur’an) itu adalah benar. Tidak cukupkah (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (QS. Fusshilat: 53).
Ini menunjukkan bahwa kebenaran akan terungkap melalui tanda-tanda alam dan kehidupan. Islam senantiasa mendorong keberanian dalam memperjuangkan kebenaran. Rasulullah Muhammad Saw bersabda:
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ
“Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya; jika tidak mampu, maka dengan lisannya; jika tidak mampu, maka dengan hatinya, dan itulah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim).
Dalam film tersebut, kedua detektif menanggung misi untuk menggali fakta dan menembus kabut kebohongan yang mengelilingi mereka. Dalam proses ini, mereka menemukan bahwa banyak pihak yang ingin menutupi kebenaran, menambah lapisan ketegangan pada cerita.
Baca: Ayat-ayat Antikorupsi
Kanker korupsi
Melawan korupsi menjadi tema sentral film ini. Mike dan Marcus harus berjuang tidak hanya untuk membuktikan ketidakbersalahan Kapten Howard, tetapi juga untuk melawan jaringan kriminal yang luas.
Korupsi adalah salah satu tindakan yang dilarang keras dalam Islam, karena bisa berdampak pada kerusakan tatanan sosial, pengabaian amanah, dan menzalimi orang lain.
Dalam QS. Al-Baqarah: 188, Allah Swt secara tegas memperingatkan:
وَلَا تَأْكُلُوْٓا اَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُوْا بِهَآ اِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوْا فَرِيْقًا مِّنْ اَمْوَالِ النَّاسِ بِالْاِثْمِ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
“Janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada para hakim dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui.”
Ayat ini mengharamkan segala bentuk perampasan harta, termasuk penyalahgunaan kekuasaan atau jabatan untuk meraih keuntungan pribadi. Praktik korupsi, baik berupa suap, manipulasi, maupun penyalahgunaan wewenang, adalah bentuk ketidakadilan yang merugikan banyak orang.
Bahkan Rasulullah Saw mengutuk perilaku tersebut dalam sabdanya:
لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الرَّاشِي وَالْمُرْتَشِي
“Allah melaknat orang yang memberi suap dan orang yang menerima suap.” (HR. Ibnu Majah).
Laknat ini menunjukkan betapa seriusnya dampak negatif korupsi dalam pandangan Islam. Tidak hanya merusak hubungan antar manusia, korupsi juga menghancurkan hubungan seseorang dengan Tuhannya.
Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menjelaskan, seorang pemimpin yang mengambil harta rakyat secara zalim telah melakukan pengkhianatan besar, baik kepada manusia maupun kepada Allah Swt. Amanah kepemimpinan adalah tanggung jawab yang harus dipelihara dengan kejujuran dan integritas, bukan dengan keserakahan.
Dalam pandangan Islam, pemberantasan korupsi bukan hanya persoalan hukum, tetapi juga kewajiban moral dan spiritual. Setiap Muslim memiki tanggung jawab untuk menjaga keadilan dan kebenaran di tengah masyarakat.
Korupsi tidak hanya merugikan individu, tetapi juga merusak seluruh sistem sosial, ekonomi, dan moral suatu bangsa. Oleh karena itu, menegakkan keadilan dan melawan korupsi menjadi tanggung jawab setiap Muslim, sebagai wujud kepedulian terhadap amanah yang diberikan oleh Allah Swt.
Bad Boys: Ride or Die lebih dari sekadar film aksi. Ia adalah sebuah refleksi mendalam tentang perjuangan untuk menemukan kebenaran di tengah fitnah dan skandal.
Dalam setiap adegan yang mendebarkan, terdapat pelajaran berharga tentang pentingnya integritas, tanggung jawab terhadap reputasi, dan keberanian untuk melawan kebohongan demi keadilan.
Film rilisan 2024 yang kini bisa dinikmati di Netflix ini mengingatkan bahwa meskipun fitnah dapat menghancurkan, kebenaran yang diperjuangkan dengan gigih pada akhirnya akan selalu mengalahkan kebohongan.