Ikhbar.com: Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar menjelaskan bahwasannya kehidupan di dunia tak ada kesempatan untuk mencari kesenangan.
“Sebenarnya dalam hidup di dunia tidak ada waktu kosong, dan tidak ada waktu untuk bersantai. Misalnya mencari rasa senang,” kata Kiai Miftach dikutip dari tayangan YouTube Multimedia KH Miftachul Akhyar pada Kamis, 16 Maret 2023.
Pada video tersebut, Kiai Miftach menegaskan bahwa kesenangan hanya ada di akhirat. “Di dunia kesenangan itu tidak ada, kesenangan itu nanti di akhirat,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya itu.
Meski tidak terdapat kesenangan di dunia, Kiai Miftach menyebut bahwasannya agama tetap memberi jalan agar nanti di akhirat dapat bertemu dengan kesenangan.
“Kesenangan itu rasa tenang dan tidak ada gangguan sama sekali. Di surga, terdapat kesenangan yang total dan sempurna,” ujarnya.
“Maka waktu hidup di dunia senangkan hatimu, luangkan hatimu dari ngurus-ngurus sesuatu yang kira-kira membuatmu nanti tidak menemukan kesenangan. Uruslah dirimu, cari ketenangan dirimu, tidak bersentuhan atau katakan tidak terus bergelut dengan sesuatu yang nantinya malah mencegah kesenangan,” imbuhnya.
Kiai Miftach menjelaskan, hal tersebut bukan berarti mengistirahatkan diri untuk tidak melakukan apa-apa.
“Lah terus apa kita ibadah 24 jam? Nggak ada yang mampu. Di saat turunnya ayat Ya ayyuhalladzina amanu ittaqullaha haqqa tuqatih, Wa la tamutunna illa wa antum muslimun. Sahabat-sahabat nangis semua, ya Rasulullah bagaimana saya bisa melakukan takwa dengan haqqa tuqotih, sebenar-benarnya takwa. Sehingga kemudian turun ayat fattaqullaha mastatho’tum,” jelas Kiai Miftach.
Menurutnya, kalimat mastatho’tum berarti melakukan semampunya. Dengan demikian, kata Kiai Miftach, arti semampunya tersebut bukan berarti terserah diri sendiri.
“Semampunya bukan juga tidak memberi peluang, sebab manusia ada masa-masa kebosanan, jadi jika di-full-kan terlalu banyak akan ada rasa bosan,” ucapnya.
“Jadi intinya bukan berarti kita ibadah terus, di sini kita diberi petunjuk. Urusan-urusan yang sudah ditanggung oleh Allah jangan kamu urus,” ujar Kiai Miftach.
Ia menjelaskan, Allah memerintahkan kepada hambaNya agar mengurus apa yang diperintahkan OlehNya.
“Sudahlah, kosongkan dirimu dari ngurus-ngurus yang sudah diurus oleh Allah. Bukan berarti ini dilarang ngurus dunia, tidak. Yang dimaksud ngurus ini sampai menghabiskan pikiran, ibadah keteteran sehingga agama nomor dua, dunia nomor satu. Ini yang dilarang,” tandasnya.