Ikhbar.com: Lailatul Qadar disebut malam yang lebih baik dari 1.000 bulan. Hal itu ditegaskan dalam QS. Al-Qadar.
Lailatul Qadar juga dipercaya sebagai waktu pertama kalinya Al-Qur’an di turunkan. Saat terjadinya malam yang istimewa itu, diyakini ribuan malaikat turun ke bumi.
Malam Lailatul Qadar hanya terjadi saat Ramadan. Karenanya, umat Islam selalu berlomba untuk dapat berjumpa dengan malam yang lebih baik dari 1.000 bulan itu.
Lailatul Qadar memang tidak disebutkan kapan terjadinya secara terperinci di dalam Al-Qur’an. Hanya beberapa hadis saja yang memberi gambaran terjadinya malam Lailatul Qadar.
Dirahasiakannya waktu Lailatul Qadar ini mengandung beberapa hikmah. Salah satunya agar umat Islam tidak hanya fokus pada salah satu hari saja di bulan Ramadan untuk mendapatkan Lailatul Qadar.
Artinya, jika disebutkan secara rinci kapan terjadinya malam Lailatul Qadar, maka bisa dipastikan umat Muslim hanya meningkatkan ibadahnya pada waktu itu saja, tidak di keseluruhan bulan Ramadan.
Beberapa ulama ulama salaf telah berusaha membantu untuk menemukan Lailatul Qadar berdasar pengalaman spiritual mereka.
Seperti halnya Imam Syafi’i yang diamini Al-Ghazali telah membuat cara untuk menemukan Lailatul Qadar, yakni dengan mengenali awal puasa.
Melalui Facebook pribadinya, Kiai Imam Nakha’i menjelaskan bagaimana cara menemukan Lailatul Qadar menurut Imam Syafi’i:
- Jika awal puasa jatuh pada hari Ahad atau Rabu, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-29 Ramadan.
- Jika awal puasa jatuh pada hari Senin, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-21 Ramadan.
- Jika awal puasa jatuh pada hari Selasa atau Jumat, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-27 Ramadan.
- Jika awal puasa jatuh pada hari Kamis, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-25 Ramadan.
- Jika awal puasa jatuh pada hari Sabtu, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke- 23 Ramadan.
Syaikh Abul Hasan mengklaim dirinya selalu dipertemukan dengan Lailatul Qadar setelah mengetahui dan mengikuti cara tersebut.
Kalaupun tidak berhasil bertemu dengan Lailatul Qadar, maka tidak usah bersedih. Karena Allah memasukkan ke dalam surgaNya bukan dengan amal-amalmu sebesar apa pun. Melainkan dengan RahmatNya.