Ikhbar.com: Mencicipi masakan sudah menjadi kebiasaan juru masak atau ibu rumah tangga. Hal itu dikakukan agar hidangan yang disajikan memiliki cita rasa yang pas.
Mencicipi masakan tentu tak jadi masalah jika sang juru masak sedang tidak berpuasa. Pertanyaannya, bagaimana hukumnya jika mencicipi masakan saat sedang berpuasa di bulan Ramadan?
Jika mengutip perkataan Ibnu Abbas yang tercantum dalam Musannaf Ibn Abi Syaibah, maka tampak mencicipi masakan saat sedang berpuasa hukumnya dibolehkan.
عَنِ ابْنِ عَبّاسٍ، قالَ: لا بَأْسَ أنْ يَذُوقَ الخَلَّ أوِ الشَّيْءَ، ما لَمْ يَدْخُلْ حَلْقَهُ وهُوَ صائِمٌ
Artinya: Diriwayatkan dari Ibn Abbas, ia berkata, tidak masalah apabila seseorang yang berpuasa mencicipi cuka atau sesuatu selama tidak masuk kerongkongan/memakan.
Sementara Syekh Abdullah bin Hijazi asy-Syarqawi dalam Hasyiyatusy Syarqawi ‘ala Tuhfatith Thullab menyebutkan:
وذوق طعام خوف الوصول إلى حلقه أى تعاطيه لغلبة شهوته ومحل الكراهة إن لم تكن له حاجة ، أما الطباخ رجلا كان أو امرأة ومن له صغير يعلله فلا يكره في حقهما ذلك قاله الزيادي
Artinya: Di antara sejumlah makruh dalam berpuasa ialah mencicipi makanan karena dikhawatirkan akan mengantarkannya sampai ke tenggorokan. Dengan kata lain, khawatir terlanjur tertelan masuk, lantaran sangat dominannya syahwat (untuk makan). Kemakruhan itu sebenarnya terletak pada tidak adanya hajat tertentu dari orang yang mencicipi makanan itu. Beda hukumnya bila tukang masak dan orang yang masak untuk menyuapi anak kecilnya yang sedang sakit, maka mencicipi makanan tidaklah makruh. Demikian penuturan Az-Zayadi.
Meski diperbolehkan, sebagai catatan masakan yang dicicipi harus segera diludahkan alias tidak sampai ditelan.
Berikut cara mencicipi masakan agar puasa tidak batal:
- Letakkan sedikit masakan di ujung lidah.
- Setelah cukup dirasakan sebentar, maka segeralah untuk meludahkan sample masakan tersebut.
- Pastikan masakan yang ditempelkan ke lidah tersebut tidak tertelan.
Kesimpulannya, mencicipi masakan saat berpuasa hukumnya makruh bagi mereka yang tidak memiliki kepentingan. Sementara tidak makruh bagi juru masak atau ibu rumah tangga yang memiliki kepentingan untuk disuguhkan sebagai jamuan berbuka puasa, atau untuk memasakkan anak kecilnya yang sedang sakit.