3 Alasan Muharam Jadi Bulan Pertama Kalender Hijriah

Ilustrasi kalender Islam tempo dulu. Dok Islami City

Ikhbar.com: Seperti Januari di penanggalan Masehi, Muharam menjadi bulan perdana dalam kalender Hijriah. Pertanyaannya, mengapa Muharam dijadikan bulan pertama dalam penanggalan Islam?

Berikut sejumlah fakta sejarah hijrah Nabi Muhammad Saw dari Makkah ke Madinah yang menjadi dasar pengurutan bulan pada kalender Hijriah.

Bermula dari baiat

Meski jadi bulan pertama kalender Hijriah, Muharam bukanlah bulan saat terjadinya peristiwa hijrah Nabi Saw dan para sahabatnya ke Madinah.

Dalam As-Sirah An-Nabawiyah li Ibni Hisyam karya Abu Muhammad Abdul-Malik bin Hisyam dikisahkan, Nabi dan rombongan justru memulai perjalanannya di bulan Safar dan baru sampai di Madinah pada Rabiul Awal.

Pemilihan bulan Muharam sebagai awal tahun Hijriah lebih mengacu pada keputusan Khalifah Umar bin Khattab. Pengesahan Muharam menjadi bulan pertama merujuk pada peristiwa Baiat Aqabah kedua yang terjadi pada akhir Zulhijah. Baiat itu berisi kesepakatan perlunya Nabi Muhammad dan umat Islam melakukan hijrah hingga menjadikan sejumlah sahabat bergegas keluar dari Makkah.

Baca: Boro-boro Flexing, Begini Kesederhanaan Umar bin Abdul Aziz saat Menjabat Khalifah

Semangat memulai kembali

Dalam Fath Al-Bari bi Syarh Shahih Al-Bukhari karya Al-Hafiz Ibnu Hajar Al-Asqalani diceritakan, saat musyawarah perumusan bulan pertama penanggalan Hijriah, beberapa sahabat ada yang mengusulkan agar kalender Islam diawali dengan bulan Rabi’ul Awal, yakni merujuk pada hari kelahiran Nabi Muhammad Saw. Ada pula yang mengusulkan Ramadan lantaran ia hadir sebagai bulan suci.

Akan tetapi, alasan penguat lain yang menjadikan Muharam sebagai awal kalender Hijriah adalah karena bulan tersebut jatuh setelah Zulhijah, yakni bulan diwajibkannya ibadah haji yang merupakan akhir dari lima rukun Islam.

Zulhijah dijadikan penanda akhir dari tugas-tugas dasar kaum Muslimin dalam melaksanakan perintah-perintah Allah yang utama. Sementara Muharam adalah semangat bagi umat Islam untuk memulainya kembali.

Dukungan Sahabat Utsman dan Ali

Masih dalam musyawarah tersebut, tidak sedikit pula sahabat yang mengusulkan bahwa awal Hijriah mengacu pada bulan diturunkannya wahyu pertama. Ada pula yang menyarankan agar dikaitkan dengan masa penyerbuan pasukan Abrahah ke ka’bah alias Tahun Gajah.

Dari beberapa usulan yang muncul, keputusan Khalifah Umar untuk memulai kalender Islam berdasarkan tahun hijrah Nabi Muhammad Saw dari Makkah ke Madinah kian bulat berkat adanya dukungan dan rekomendasi dari kedua sahabat dekat Rasulullah Saw, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.

Dalam pandangan dua sahabat itu, kalender Islam tidak bisa ditentukan berdasarkan waktu kelahiran dan tahun diangkatnya Nabi Muhammad menjadi rasul karena masih adanya selisih pendapat tentang sejarah pasti tanggal kelahiran Nabi Saw dan turunnya wahyu pertama.

Berbeda dengan tahun wafatnya Nabi, Umar tegas menolak menjadikannya permulaan tahun karena masa-masa itu justru menjadi perlambang kesedihan.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.