Matan Al-Ajurumiyah, Kitab Tipis Kiblat Pembelajaran Ilmu Nahu di Nusantara

Kitab Matan Al-Ajurumiyah. MAKTABAH MARYAMAH

Ikhbar.com: Al-Muqaddimah al-Ajurrumiyyah fi Mabadi’ Ilm al-Arabiyyah atau Matan Al-Ajurumiyah merupakan salah satu karya penting dalam ilmu nahu atau tata Bahasa Arab. Kitab ini diakui sebagai magnum opus yang mendapat pujian dari banyak ulama karena cara penyusunannya yang runut, padat, dan singkat.

Al-Ajurumiyah disusun seorang ahli Bahasa Arab asal Maroko bernama Abu Abdillah Sidi Muhammad bin Daud Ash-Shanhaji, atau dikenal sebagai Ibnu Ajurum. Ia hidup pada abad ke-14 Masehi, dan merupakan murid seorang ulama nahu terkemuka di Andalusia atau Spanyol, Ibnu Hayyan, pengarang Al-Bahr al-Muhith.

Baca: Mengenal Ar-Rahiq al-Makhtum, Rujukan Kisah Perjalanan Hidup Nabi Agung

Ringkas dan mudah dihafal

Mudir Ikhbar Foundation, Ustaz Agung Firmansyah menjelaskan, Al-Ajurumiyah memiliki sejumlah keunggulan yang menjadikannya pilihan utama dalam pembelajaran tata Bahasa Arab, khususnya di pondok pesantren di seluruh Indonesia.

“Salah satu alasan utama popularitas kitab ini adalah kesederhanaannya. Al-Ajurumiyah sangat singkat dan mudah dihafal sehingga cocok untuk para pemula,” katanya, pada Senin, 25 September 2023.

Meskipun singkat, buku tersebut memiliki penjelasan yang cukup lengkap dan detail tentang ilmu nahu. Hal ini memudahkan santri dalam memahami konsep-konsep dasar tata Bahasa Arab. Oleh sebab itu pula, Al-Ajurumiyah kerap diletakkan di kelas dasar pengajian sebagai materi pengantar Ilmu nahu.

Syarah

Al-Ajurumiyah mengilhami kelahiran berbagai karya lain. Beberapa yang terkenal termasuk Mukhtashar Jiddan yang ditulis oleh Syekh Ahmad Zaini Dahlan. Karya ini berfungsi sebagai komentar untuk kitab yang dikarang oleh Ibnu Ajurumi,” katanya.

Sesuai dengan namanya yang berarti “sangat ringkas,” karya Syekh Zaini Dahlan ini memang sederhana. Tujuannya adalah memberikan penjelasan singkat mengenai teks Matan Al-Ajurumiyah bagi pembaca pemula.

Selain itu, ada juga Nazam Imrithi yang dikarang Syekh Syarafuddin Yahya Al-Imrithi. Karya ini merupakan sebuah parafrase dari Matan Al-Ajurumiyah yang awalnya berbentuk prosa, lalu diubah menjadi sastra.

“Dalam konteks Ilmu ‘Arudh yang mempelajari pola-pola syair Arab, Nazam Imrithi menggunakan pola Bahar Rajaz, yaitu pola mustaf’ilun-mustaf’ilun-mustaf’ilun,” katanya.

Direktur Utama (Dirut) PT. Ikhbar Metamesta Indonesia (Ikhbar.com) tersebut menegaskan, sejumlah ulama Nusantara juga telah menghasilkan syarah terhadap kitab ini. Contohnya, KH Aqiel Siroj dari Kempek, Cirebon, yang merupakan ayah dari mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siroj.

“Kiai Aqiel menyusun syarah Al-Ajurumiyah yang dinamakan Al-Zubdatun al-Naqiyyah. Dalam karyanya ini, Kiai Aqil memperkaya Matan Al-Ajurumiyah dengan terjemahan dalam Bahasa Jawa beraksara pegon, definisi-definisi, serta sebagian besar contoh-contoh kasus dalam bentuk syair,” katanya.

Baca: Petunjuk Capres Alfiyah Ibnu Malik

Atas kemasyhuran Al-Ajurumiyah itu, Ustaz Agung juga berniat menyajikannya secara serial sebagai bagian dari kanal Tadris yang disediakan Ikhbar.com.

“Ya, dalam rangka ulang tahun pertama Ikhbar.com, kami mencoba akan membedahnya dalam rubrik ‘Kajian Nahu: Matan Al-Ajurumiyah,” pungkas sosok yang juga alumnus Pondok Pesantren KHAS Kempek Cirebon tersebut.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.