Oleh: Yulia (Aktivis Komunitas Indonesia di St Petersburg, Rusia)
Ramadan selalu menjadi momentum istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Rusia, yang memiliki populasi Muslim terbesar di Eropa.
Tahun ini, sebuah acara buka puasa bersama bertajuk Iftar Yedinstva digelar oleh komunitas Muslim Dagestan di St. Petersburg, menghadirkan lebih dari 800 peserta dari berbagai latar belakang etnis dan budaya.
Baca: Pertama dalam Sejarah! Istana Kerajaan Inggris Gelar Bukber
Acara ini bukan sekadar ajang berbuka puasa, tetapi juga menjadi cerminan kuatnya persatuan Muslim di tengah keberagaman yang ada di Rusia.
Membangun kebersamaan di tengah tantangan
Acara Iftar Yedinstva, yang diselenggarakan di Grand Hall Restaurant pada 22 Maret 2025, diorganisir oleh Muftiate Dagestan bekerja sama dengan Administrasi Spiritual Muslim St. Petersburg dan Pusat Kebudayaan Dagestan. Acara ini menjadi pengganti bagi banyak Muslim yang kehilangan tradisi berbuka puasa di Masjid Biru St. Petersburg, yang tahun ini tidak mengadakan iftar bersama.
Buka puasa bersama ini menampilkan nuansa kebersamaan yang kental. Meskipun tempat duduk dipisahkan antara laki-laki dan perempuan, interaksi tetap terasa hangat.
Panitia menyiapkan hidangan khas seperti plov (nasi kebuli khas Asia Tengah), sayur daging kambing dengan kentang, buah segar, serta minuman tradisional mors. Selain menjadi pengisi energi setelah seharian berpuasa, hidangan tersebut juga menjadi bagian dari identitas budaya yang memperkaya pengalaman Ramadan di Rusia.
Selain menyantap makanan, peserta disuguhi berbagai pertunjukan yang memperkuat nilai-nilai Islam dan budaya Dagestan.
Baca: Hari Pembela Tanah Air: Simbol Kebanggaan dan Persatuan Rusia
Pembacaan ayat suci Al-Qur’an membuka acara, disusul oleh teater religi dan lantunan nasyid. Salah satu atraksi paling menarik adalah penampilan spektakuler dari seorang pemegang rekor Guinness World Record, yang menambah semarak suasana.
Islam di Rusia: keberagaman dan tantangan
Keberadaan komunitas Muslim di Rusia bukanlah fenomena baru. Menurut data Pew Research Center (2024), sekitar 25 juta Muslim atau 17% dari total populasi Rusia adalah pemeluk Islam.
Mereka berasal dari berbagai etnis, dengan kelompok terbesar di antaranya adalah Tatar (5,3 juta), Bashkir (1,6 juta), serta masyarakat Kaukasus Utara seperti Chechen dan Dagestan (2 juta).
Dagestan sendiri merupakan wilayah dengan populasi Muslim terbesar di Rusia, dihuni oleh berbagai sub-etnis seperti Avar, Dargin, dan Kumyk yang memiliki tradisi Islam kuat.
Dalam konteks inilah, acara seperti Iftar Yedinstva memiliki peran penting. Selain memperkuat solidaritas internal umat Islam, acara ini juga menjadi ajang untuk menunjukkan wajah Islam yang damai dan inklusif di Rusia.
Momentum Ramadan untuk merajut persaudaraan
Di tengah dunia yang kerap diwarnai konflik dan perpecahan, Iftar Yedinstva menjadi contoh bagaimana persatuan dapat dibangun di atas keberagaman. Islam tidak mengenal batasan etnis atau suku, melainkan menekankan nilai ukhuwah Islamiyah yang mengikat seluruh Muslim sebagai satu kesatuan.
Baca: Sikh di Dubai Bukber ala Vegetarian demi Toleransi
Momen Ramadan seharusnya menjadi titik balik bagi umat Islam untuk semakin memperkuat persaudaraan, baik dalam lingkup komunitas, nasional, maupun global. Jika komunitas Muslim Dagestan di Rusia mampu menjadikan iftar sebagai ajang silaturahmi dan solidaritas, maka semangat serupa dapat menjadi inspirasi bagi komunitas Muslim di berbagai belahan dunia.
Acara buka puasa bersama ini bukan sekadar agenda tahunan, tetapi cerminan dari nilai-nilai Islam yang sesungguhnya: persatuan dalam keberagaman, kepedulian sosial, dan penghormatan terhadap tradisi.
Dalam suasana penuh berkah ini, umat Islam di Rusia sekali lagi menunjukkan bahwa Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga tentang memperkuat ikatan ukhuwah yang melampaui batas geografis dan etnis.