Oleh: Ustaz Sofhal Adnan (Pemimpin Redaksi Ikhbar.com)
KEADILAN adalah tuntutan, bukan pilihan. Itulah prinsip yang selalu diterapkan Nabi Muhammad Saw. Karenanya, hingga kini, Rasulullah Saw dikenal secara hakiki nan abadi sebagai sosok yang gigih dalam menentang segala bentuk penindasan.
Di tengah masyarakat yang kala itu penuh diskriminasi berdasarkan status sosial, suku, dan jenis kelamin, Nabi Saw datang membawa prinsip bahwa setiap manusia, apa pun latar belakangnya, berhak mendapat perlakuan yang sama di hadapan hukum dan Allah.
Prinsip Nabi Muhammad Saw tersebut seperti yang tertuang dalam QS. An-Nisa: 135.
Allah Swt berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak keadilan dan saksi karena Allah, walaupun kesaksian itu memberatkan dirimu sendiri, ibu bapakmu, atau kerabatmu. Jika dia (yang diberatkan dalam kesaksian) kaya atau miskin, Allah lebih layak tahu (kemaslahatan) keduanya. Maka, janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang (dari kebenaran). Jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau berpaling (enggan menjadi saksi), sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap segala apa yang kamu kerjakan.”
Baca: Maulid Nabi dari Kacamata Astronomi
Pakar tafsir Al-Qur’an, Prof. KH Muhammad Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah menegaskan, ayat tersebut merupakan perintah kepada siapa pun untuk selalu menjadi saksi yang jujur dan adil karena Allah Swt, tanpa memandang siapa yang terlibat, baik itu diri mereka sendiri, orang tua, maupun kerabat terdekat.
Momentum Maulid Nabi Muhammad Saw sudah sepatutnya dijadikan teladan bagi Gen Z untuk bisa menumbuhkan rasa dan semangat keadilan. Urgensi tersebut tak lepas dari mereka yang lahir di tengah cepatnya arus informasi di dunia maya. Sering kali, ketidakadilan begitu jelas berseliweran di media sosial.
Pentingnya menanamkan prinsip keadilan tersebut telah disinggung Nabi Muhammad Saw melalui hadis yang diriwayatkan Aisyah Ra:
“Sesungguhnya orang-orang Quraisy mengkhawatirkan keadaan (nasib) perempuan dari bani Makhzumiyyah yang kedapatan mencuri. Mereka berkata, ‘Siapa yang bisa melobi Rasulullah Saw?’ Mereka menjawab, ‘Tidak ada yang berani kecuali Usamah bin Zaid yang dicintai oleh Rasulullah’ Maka Usamah pun melobi Rasulullah untuk meringankan atau membebaskan perempuan tersebut dari hukuman potong tangan.
Rasulullah Saw kemudian bersabda, ‘Apakah engkau memberi syafa’at (pertolongan) berkaitan dengan hukum Allah?’ Rasulullah lantas berdiri dan berkhutbah, ‘Wahai manusia, sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah jika ada orang yang mulia (memiliki kedudukan) di antara mereka yang mencuri, maka mereka biarkan (tidak dihukum), namun jika yang mencuri adalah orang yang lemah (rakyat biasa), maka mereka menegakkan hukum atas orang tersebut. Demi Allah, sungguh jika Fatimah binti Muhammad mencuri, aku sendiri yang akan memotong tangannya.”
Dari semangat Nabi Muhammad Saw dalam menerapkan keadilan tersebut, Gen Z bisa mencoba untuk mempraktikkannya di zaman modern. Hal itu bisa diaplikasikan dalam memperjuangkan hak-hak orang yang terpinggirkan, melawan diskriminasi, dan memastikan bahwa mereka tidak hanya menjadi pengamat, tetapi juga pelaku keadilan.
Keadilan, seperti yang ditunjukkan Nabi Muhammad Saw adalah landasan dari setiap masyarakat yang beradab. Sebagaimana sabda Nabi, “Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah mereka yang paling bagus akhlaknya di antara kalian.” (HR. Tirmidzi).
Keadilan merupakan salah satu cermin dari akhlak yang baik. Bagi Gen Z, sudah seharusnya adil dimaknai bukan sekadar tuntutan moral, tetapi juga langkah nyata untuk membawa perubahan yang lebih baik.
Baca: 30 Ide Nama Anak Islami, Cocok untuk Bayi yang Lahir di Bulan Maulid Nabi
Di dunia modern, tantangan Gen Z untuk menerapkan keadilan jauh lebih kompleks. Pasalnya, saat ini ketidakadilan telah berevolusi dalam bentuk yang lebih halus dan sering kali tersembunyi. Di sinilah letak tantangan bagi Gen Z, mereka harus mampu meneladani semangat Nabi dalam memerangi segala bentuk ketidakadilan.
Di sisi lain, Gen Z harus bisa menjadi penjaga moralitas dalam menghadapi dunia yang penuh dengan ketidakadilan struktural dan sosial. Sebagaimana Nabi Muhammad Saw yang tidak gentar menentang tatanan yang timpang, Gen Z harus siap menjadi pengubah dalam masyarakat modern.
Jika generasi sebelumnya berhasil mengatasi tantangan besar di zamannya, maka tantangan bagi Gen Z adalah memastikan bahwa prinsip-prinsip keadilan ini terus hidup dan berkembang, meskipun dunia telah berubah.
Untuk itu, Gen Z harus belajar dari teladan agung Nabi Muhammad Saw, yang telah menunjukkan jalan keadilan yang benar, bukan hanya sebagai teori, tetapi sebagai praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari.[]