Ikhbar.com: Ada banyak sebutan bagi bulan Ramadan. Setiap nama yang muncul biasanya berhubungan dengan momentum atau pemaknaan bulan suci itu sendiri.
Pengasuh Pondok Pesantren Darussalam Buntet, Cirebon, Jawa Barat, KH Ahmad Alamuddin Yasin mengatakan, selain banyak sebutan yang lebih masyhur untuk Ramadan, seperti syahr al shiyam (bulan puasa), syahr al-Qur’an (bulan diturunkannya Al-Qur’an) atau syahr al mubarak (bulan keberkahan), Ramadan juga disebut dengan syahr al musawah (bulan kesetaraan).
“Karena setiap Muslim dituntut untuk menahan rasa lapar dan haus terlepas dari status si kaya dan si miskin,” kata Kang Alam, sapaan akrabnya, Ahad, 2 April 2023.
Menurut Kang Alam, melalui bulan Ramadan, si kaya dituntut untuk turut merasakan derita lapar yang dirasakan orang-orang miskin atau orang yang kekurangan makanan.
Baca: Asal-usul, Makna, hingga Sebutan Lain Bulan Ramadan
“Oleh karenanya, hikmah pada bulan ini juga berdampak pada kesetaraan,” katanya.
Selain itu, Ramadan juga bisa disebut syahr al shabr (bulan sabar/kesabaran). Hal itu berdasarkan hadis Nabi Muhammad Saw:
صوم شهر الصبر وثلاثة أيام من كل شهر يذهبن وحر الصدر
“Puasa di bulan sabar (Ramadan) dan tiga hari pada setiap bulan dapat menghilangkan penyakit hati.” (HR. Ahmad)
“Selain bersabar menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa, umat Islam juga dituntut bersabar dalam menjauhkan diri dari kemaksiatan dan mendekatkan diri pada ketaaran,” pungkas Kang Alam.