Ikhbar.com: Jalur Pantai Utara (Pantura) Cirebon, Jawa Barat terpantau masih lengang. Hingga Ahad, 16 April 2023, keberadaan posko, tenda, ataupun rest area darurat yang identik didirikan jelang Lebaran pun belum banyak ditemukan di sepanjang jalan.
Posko mudik biasa didirikan lembaga pemerintah, instansi TNI/Polri, perusahaan swasta, organisasi kemasyarakatan (ormas), komunitas, perkumpulan profesi maupun hobi, hingga kelompok masyarakat lainnya. Kehadiran posko mudik lazim dilengkapi fasilitas ruang peristirahatan, obat-obatan, takjil, makanan, minuman, hingga jasa pijat refleksi yang semuanya diberikan secara cuma-cuma untuk para pengguna jalan.
Posko mudik menjadi bagian dari tradisi dan kearifan masyarakat yang sudah lama mengakar. Kegiatan ini menggenapi watak rakyat Indonesia yang ramah, gemar membantu, serta tolong-menolong.
Dengan syarat niat
Mendirikan posko mudik jelang Idulfitri merupakan perbuatan baik dan berpeluang menuai pahala. Dengan syarat, hal itu dilakukan semata-mata untuk membantu dan menolong para pengguna jalan.
Sebab, pada mulanya, Rasulullah Muhammad Saw justru melarang para sahabatnya berkumpul di pinggir jalan. Nabi Saw bersabda:
إِيَّاكُمْ وَالْجُلُوسَ فِي الطُّرُقَاتِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا لَنَا بُدٌّ مِنْ مَجَالِسِنَا نَتَحَدَّثُ فِيهَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا أَبَيْتُمْ إِلَّا الْمَجْلِسَ فَأَعْطُوا الطَّرِيقَ حَقَّهُ قَالُوا وَمَا حَقُّهُ قَالَ غَضُّ الْبَصَرِ وَكَفُّ الْأَذَى وَرَدُّ السَّلَامِ وَالْأَمْرُ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّهْيُ عَنْ الْمُنْكَرِ
“Hindarilah duduk-duduk di pinggir jalan!’ Para sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah bagaimana kalau kami butuh untuk duduk-duduk di situ memperbincangkan hal yang memang perlu?’ Rasulullah menjawab, ‘Jika memang perlu kalian duduk-duduk di situ, maka berikanlah hak jalanan.’ Mereka bertanya, ‘Apa haknya?’ Beliau menjawab, ‘Tundukkan pandangan, tidak mengganggu, menjawab salam (orang lewat), menganjurkan kebaikan, dan mencegah yang munkar.” (HR. Muslim)
Hadis tersebut kian menguatkan bahwa segala amal tergantung pada motivasi sekaligus niat baik yang dimiliki pelakunya. Rasulullah Saw bersabda:
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
“Amalan-amalan itu hanyalah tergantung pada niatnya. Dan setiap orang itu hanyalah akan dibalas berdasarkan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Berbagai ulasan tentang “Fikih Mudik,” Klik di Sini
Menolong musafir
Keberadaan posko mudik tak pelak memberikan manfaat yang besar bagi pengguna jalan. Ia tak ubahnya oase di tengah kesulitan dan kelelahan pemudik dalam menempuh perjalanan panjang antarkota hingga lintas provinsi.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah Saw menceritakan tentang keberuntungan seorang lelaki yang masuk surga lantaran menyingkirkan sebatang pohon perintang dari badan jalan yang kerap dilalui khalayak ramai.
لَقَدْ رَأَيْتُ رَجُلًا يَتَقَلَّبُ فِي الْجَنَّةِ، فِي شَجَرَةٍ قَطَعَهَا مِنْ ظَهْرِ الطَّرِيقِ، كَانَتْ تُؤْذِي النَّاسَ
“Aku melihat seorang pria yang mendapatkan kenikmatan di surga karena sebuah pohon yang dipotongnya di badan jalan karena akan mengganggu orang lain.” (HR. Muslim)
Nabi Muhammad memang memiliki perhatian khusus terhadap para musafir. Rasulullah selalu mewanti-wanti para sahabatnya untuk senantiasa membantu orang-orang yang tengah menempuh perjalanan jauh. Sekalipun hanya dengan menunjukkan arah jalan.
Rasulullah Saw bersabda:
إِذَا اسْتَشَارَ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ فَلْيُشِرْ عَلَيْهِ
“Apabila salah seorang dari kalian meminta petunjuk kepada saudaranya, hendaklah ia menunjukkan jalan yang benar.” (HR. Ibnu Majah)
Tentu, keberadaan posko mudik bertujuan untuk menolong dan menghadirkan rasa aman bagi para pengguna jalan. Di samping berpeluang memperoleh pahala, kegiatan menolong sesama pun dijanjikan akan mendapatkan ganjaran setimpal dari Allah Swt. Nabi Saw bersabda:
واللَّهُ في عونِ العَبدِ ، ما كانَ العَبدُ في عونِ أخيهِ
“Allah senantiasa menolong seorang hamba, selagi ia menolong saudaranya.” (HR. Tirmidzi)
Potensi pahala itu kian berlipat ketika seorang Muslim dengan sigap berkenan menolong pengguna jalan yang sedang sakit, atau mengalami kecelakaan. Bahkan, Imam As-Syaukani dalam As-Sailul Jarar al-Mutadaffiq ‘alal Hada’iqil Azhar menghukumi menolong seseorang dari sebabak kecelakaan merupakan perkara wajib.
لا شك أن إنقاذ الغريق من أهم الواجبات على كل قادر على إنقاذه فإذا أخذ في إنقاذه فتعلق به حتى خشي على نفسه أن يغرق مثله فليس عليه في هذه الحالة وجوب لا شرعا ولا عقلا فيخلص نفسه منه
“Tidak diragukan lagi bahwa menolong orang yang tenggelam adalah sebuah keniscayaan dan kewajiban bagi setiap orang yang mampu menolongnya. Apabila ada kekhwatiran di dalam dirinya akan terjadi bahaya, seperti ia akan tenggelam seperti korban, maka secara syariat dan akal dia tidak wajib untuk menolongnya.”
Peluang sedekah
Posko mudik tidak hanya menjadi tempat singgah maupun memperoleh informasi tentang keadaan lalu lintas di sekitar. Keumumuannya, para relawan juga memberikan makanan dan minuman secara cuma-cuma alias gratis bagi para pengendara. Hal itu, berpeluang memperoleh pahala sedekah, terlebih di dalam bulan Ramadan.
Nabi Muhammad Saw bersabda:
عَنْ اَنَسٍ قِيْلَ يَارَسُولَ اللهِ اَيُّ الصَّدَقَةِ اَفْضَلُ؟ قَالَ: صَدَقَةٌ فِى رَمَضَانَ
“Dari Anas RA, sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, sedekah apa yang paling utama?’ Rasulullah menjawab, ‘Sedekah di bulan Ramadan,” (HR At-Tirmidzi).
Di sisi lain, secara fikih, musafir termasuk satu kelompok yang diperbolehkan membatalkan puasanya. Sementara memberi makan maupun minum para pengguna jalan termasuk keutamaan.
Nabi Saw pernah bersabda:
اَرْحِلُوْالِصَا حِبَيْكُمْ وَاعْلَمُوْالِصَاحِبَيْكُمْ اُدْنُوْ افَكُلاَ
“Pasanglah pelana untuk kedua sahabatmu itu. Berbuatlah untuk menolong mereka. Mendekatlah kalian dan makanlah.” (HR. Nasa’i)
Al-Faryabi di dalam Ash-Shiyam menjelaskan, bahwa Abu Hurairah menceritakan, suatu hari Rasulullah disuguhi makan ketika berada di Marridz Dzahran (dekat Mekkah) lalu Rasulullah bersabda, “Pasanglah pelana untuk kedua sahabat kalian itu.”
Belum lagi, Syekh Nawawi Al-Bantani dalam Nihayatuz Zain menjelaskan:
ويسن الإكثار من الصدقة في رمضان لا سيما في عشره الأواخر
“Seseorang dianjurkan untuk memperbanyak berbagi pada bulan Ramadan, terlebih lagi pada 10 hari terakhirnya. Wallahu a’lam.