Oleh: Sofhal Adnan, al-Hafiz (Pemimpin Redaksi Ikhbar.com
KETERAMPILAN sosial penting dikuasai oleh seseorang. Karenanya, teks Al-Qur’an maupun hadis banyak menekankan aspek sosial.
Nasaruddin Umar dalam Islam Nusantara: Jalan Panjang Moderasi Beragama di Indonesia (2021) menyebutkan, di dalam Al-Qur’an setidaknya terdapat 1.456 ayat atau 23,35% yang menyinggung tentang aspek sosial.
Selain itu, perilaku Nabi Muhammad Saw yang selalu menjunjung tinggi nilai sosial juga menjadi bukti bahwa aspek sosial berada di di posisi yang tinggi di dalam Islam.
Dengan demikian, keterampilan sosial penting dilatih sejak dini. Terlebih berdasarkan hasil riset Borneo Student Research terhadap 337 responden menyebutkan, pada usia SMP terdapat 85% anak yang mengalami perilaku penyimpangan sosial.
Cara menanamkan keterampilan sosial sejak dini
Nadirsyah Hosen dalam Tafsir Al-Quran di Medsos: Mengkaji Makna dan Rahasia Ayat Suci pada Era Media Sosial (2017), memberikan tips dalam menanamkan keterampilan sosial kepada anak dengan memulai untuk mengenal lebih dalam keluarganya. Ajak sang buah hati untuk lebih mengenali orang tuanya dan saudara-saudaranya.
Aktivitas perkenalan yang dilakukan tersebut menurut Nadirsyah Hosen tentu akan merangsang berbagai kegiatan lain sebagai bentuk konsekuensi atas perkenalan.
Jika sudah mengenali orang tuanya, maka diharapkan sang anak akan timbul kesadaran untuk lebih menghormati orang tuanya.
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.” (QS. Al Hujurat: 13).
Imam Mujahid dalam Mukhtasar Tafsir Ibnu Katsir karya Syekh Ali Shobuni menjelaskan potongan ayat لِتَعَارَفُوْا sebagai identitas silsilah seseorang. Menurutnya, jika si anak sudah mengenal anggota keluarganya, maka diharapkan ketika ia memiliki teman akan cepat dan mudah untuk berinteraksi.
Terlebih lagi jika anak tersebut tahu akan silsilah atau marga dari temannya, ia akan lebih menghormatinya lagi. Penghormatan inilah yang dirasa penting ditanamkan kepada anak sejak dini.
Selain menanamkan bersosialisasi sejak dini, anak juga dapat dilatih untuk peduli akan sesama atau saling membantu.
…وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ…. ۖ
“… Dan tolong-menolong lah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan…” (QS. Al-Maidah: 2).
“… Dan tolong-menolong lah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan…”
Terkait tafsir, mufasir sekelas Imam Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa bahwa, di antara bentuk tolong menolong dalam kebaikan dan takwa adalah pertolongan orang kaya terhadap orang fakir dan saling bahu membahu.
Dengan demikian, orang tua dapat menanamkan contoh tersebut kepada anaknya agar ia mampu memiliki kepekaan sosial. Misalnya dengan cara memberi makan kepada fakir miskin dan membantu temannya yang kesusahan melakukan sesuatu.
Salat ibadah sosial
Kebanyakan orang menilai bahwa salat hanya sekadar ibadah vertikal hamba dengan Allah. Namun menurut Quraish Shihab dalam Tafsir Al Misbah menyatakan bahwa ibadah salat juga mengandung nilai-nilai sosial.
Ia menjelaskan bahwa, mendidik anak melalui ibadah salat juga dilakukan oleh Luqman Al Hakim kepada anaknya yang termaktub dalam firman Allah Swt.
يٰبُنَيَّ اَقِمِ الصَّلٰوةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوْفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلٰى مَآ اَصَابَكَۗ اِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ
“Wahai anakku! Laksanakan lah salat dan suruh lah (manusia) berbuat yang makruf dan cegah lah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.” (QS. Luqman: 17).
Mustafa Al-Maraghi dalam tafsirnya menegaskan bahwasannya, salat sebagai ibadah utama yang dapat mencegah perbuatan keji. Pencegahan dari perbuatan keji inilah yang nantinya menjadi buah dari manfaat pendidikan sosial yang terkandung dalam ibadah salat.