Ikhbar.com: Cemburu dapat menjangkiti siapa pun yang sedang dimabuk cinta. Cemburu juga bisa menyasar ke berbagai usia, termasuk anak kecil terhadap adik barunya, hingga para orang tua.
Pakar Tafsir Al-Qur’an, Prof. KH Muhammad Quraish Shihab dalam Jawabannya Adalah Cinta (2019) menjelaskan bahwa kata cemburu memiliki sejumlah pengertian, di antaranya adalah:
Iri
Yakni rasa tidak senang melihat atau mengetahui orang lain beruntung.
Motivasi
Cemburu bisa mewujud sebagai emosi yang melahirkan semangat atau juga peningkatan aktivitas guna membela apa yang diyakini baik dan benar, seperti bela agama atau Tanah Air.
Khawatir
Cemburu bisa muncum karena rasa tidak enak dan khawatir akan hilang atau berkurangnya sesuatu
yang disenangi akibat satu dan lain sebab.
Dugaan
Yaitu, perasaan atau pikiran dan tingkah laku yang muncul pada saat seseorang merasa atau menduga secara benar maupun keliru bahwa hubungannya dengan seorang terancam pudar bahkan berkurang atau putus akibat ulah pihak lain.
Karenanya, Quraish Shihab menyebut kata cemburu terbagi atas dua kategori, yaitu:
Pertama, kecemburuan yang melahirkan upaya memelihara keutuhan kelanjutan
cinta rumah tangga sekaligus membendung segala yang dapat menghancurkannya. Menurut Quraish Shihab, kecemburuan inilah yang wajar, bahkan perlu.
Maka dalam Islam, seorang suami harus memiliki cemburu terhadap istrinya. Hal itu seperti yang tercantum dalam hadis berikut;
“Tiga golongan yang tidak akan masuk surga dan Allah tidak akan melihat mereka pada hari kiamat, orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, wanita yang menyerupai pria dan dayuts.” (HR. Nasa’i, Hakim, Baihaqi dan Ahmad).
Dayuts adalah suami atau kepala keluarga yang tidak cemburu terhadap istrinya. Karena itulah, seorang suami dituntut untuk memiliki cemburu kepada istrinya agar terjaga rasa malu dan kemuliaannya.
Kedua, kecemburuan yang lahir dari rasa takut dan kegelisahan berlebihan sehingga mengakibatkan tercabutnya “kebebasan yang wajar” bagi kekasih dan lahirnya larangan-larangan yang melampaui batas. Kecemburuan ini tentu dilarang. Karena cinta harus diperoleh melalui perjuangan yang diliputi oleh kebebasan yang bernapaskan kendali budaya dan agama.