Ikhbar.com: Rasulullah Muhammad Saw dan para sahabatnya dikenal memiliki kedekatan emosional. Terlebih bagi mereka yang telah mendukung dan menemani Nabi berdakwah sejak awal kehadiran Islam. Salah satunya adalah Utsman bin Affan, sahabat Nabi yang begitu masyhur karena amat dermawan.
Disarikan dari hadis riwayat Al-Hakim dalam Al-Mustadrak ala Ash-Shahihain, serta kisah dari Al-Bidayah wa An-Nihayah karya Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Al-Bashri diceritakan, sekali waktu Rasulullah Saw mengutus seseorang untuk memanggil Utsman bin Affan.
Setelah Utsman tiba, Nabi menyambutnya seraya berkata, “Wahai Utsman, mudah-mudahan Allah Swt memakaikanmu sebuah pakaian (memberi amanat sebagai khalifah). Dan jika orang-orang munafik ingin melepaskan pakaian itu, jangalah engkau lepaskan sampai engkau bertemu denganku (wafat).”
Nabi mengulangi pesan tersebut sebanyak tiga kali.
Berpuluh tahun kemudian, tepatnya sekitar dua dekade setelah Nabi wafat, Utsman merasa begitu terkenang dengan sabda tersebut. Beruntung, Rasulullah kembali mendatangi Utsman, meski kali ini cuma dalam mimpi.
Ketika terbangun, wajah Utsman begitu semringah. Lalu, beberapa saat kemudian dia berkhotbah, “Aku berjumpa dengan Rasulullah Muhammad di dalam mimpi. Beliau mengatakan, ‘Wahai Utsman, berbukalah bersama kami.”
Keesokan harinya, tersiar kabar sejumlah pemberontak berhasil menerobos ke dalam rumah khalifah Utsman. Bahkan, beberapa di antaranya nekat menusuk dada Utsman yang kala itu sedang khusyuk bertadarus Al-Qur’an. Sahabat berjuluk Zun Nurain itu pun akhirnya syahid, kerinduannya berjumpa Nabi telah menjadi isyarat tersendiri.