Doa ketika Merasa Dicurangi

Ilustrasi oleh Tim AI dan Digital IKHBAR

Ikhbar.com: Rasa kecewa akibat ketidakadilan sering kali meninggalkan luka yang mendalam. Hal itu, mungkin seperti yang dirasakan banyak suporter sepakbola saat Tim Nasional (Timnas) Indonesia gagal menang melawan Bahrain dalam Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, Kamis, 10 Oktober 2024, malam. Isu kecurangan wasit berdampak pada merebaknya rasa tidak puas dan frustrasi.

Wasit asal Oman, Ahmed Al Kaf, banyak mendapat sorotan usai membuat keputusan kontroversial dalam pertandingan tersebut. Bahrain memang unggul lebih dulu berkat tendangan Mohamed Marhon. Namun, Timnas Indonesia membalas dengan gol dari Ragnar Oratmangoen dan Rafael Struick. Jelang akhir laga, sang wasit tidak menghentikan pertandingan meski masa injury time selesai. Akibatnya, Mohamed Marhoon kembali mencetak gol sehingga kedudukan berakhir imbang 2-2.

Tak hanya itu, Ahmed Al Kaf juga mengeluarkan sejumlah keputusan kontroversial lain yang dinilai sangat merugikan tim Garuda.

Dalam situasi seperti ini, penting untuk mengingat bahwa Islam menawarkan solusi bagi umatnya dalam menghadapi kekecewaan karena merasa dizalimi, salah satunya ialah melalui doa.

Baca: Hasil Laga Timnas Indonesia vs Bahrain, Skuad Garuda Dirugikan Keputusan Wasit

Pelajaran dari Nabi Yusuf AS

Salah satu kisah yang sangat relevan dalam menghadapi kecurangan dan ketidakadilan adalah kisah Nabi Yusuf As. Dalam QS. Yusuf: 18, terdapat pelajaran tentang pentingnya ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi perlakuan yang tidak adil.

Saat dicurangi saudara-saudaranya, Nabi Yusuf tetap bersabar dan menempatkan kepercayaannya kepada Allah Swt. Allah Swt berfirman:

وَجَاۤءُوْ عَلٰى قَمِيْصِهٖ بِدَمٍ كَذِبٍۗ قَالَ بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ اَنْفُسُكُمْ اَمْرًاۗ فَصَبْرٌ جَمِيْلٌ ۗوَاللّٰهُ الْمُسْتَعَانُ عَلٰى مَا تَصِفُوْنَ

“Mereka datang membawa bajunya (yang dilumuri) darah palsu. Dia (Ya‘qub) berkata, ‘Justru hanya dirimu sendirilah yang memandang baik urusan (yang buruk) itu, maka hanya bersabar itulah yang terbaik (bagiku). Allah sajalah Zat yang dimohonkan pertolongan terhadap apa yang kamu ceritakan.”

Baca: Kalah dan Menang menurut Al-Qur’an

Doa Nabi

Rasulullah Muhammad Saw juga memberikan panduan kepada umatnya untuk menghadapi rasa ketidakadilan dan kecurangan dengan membaca doa tertentu. Doa ini bisa dibaca saat merasa dizalimi atau mengalami ketidakadilan:

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنْ جَهْدِ الْبَلَاءِ وَ دَرَكِ الشَّقَاءِ وَ سُوْءِ الْقَضَاءِ وَ شَمَاتَةِ الْأَعْدَاءِ

Allaahumma inni a’udzu bika min jahdil-balaa’i, wa darkis-syaqaa’i, wa su’il-qadhaa’i, wa syamaatati al-a’daa’i

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesulitan cobaan, dari kesengsaraan yang menghinakan, dari buruknya takdir, dan dari kegembiraan musuh atas musibahku.” (HR. Bukhari).

Doa ini mencakup permohonan perlindungan dari berbagai kesulitan dan dari kegembiraan orang-orang yang memanfaatkan penderitaan. Hal ini bisa menjadi cara untuk menguatkan hati saat menghadapi ujian dan ketidakadilan.

Baca: Doa ketika Dilanda Cemas dan Gelisah

Saran ulama

Dalam Al-Adab al-Mufrad, Imam Bukhari menyebutkan bahwa proses menghadapi kecurangan dan kezaliman sebaiknya dilakukan dengan sikap sabar, berdoa, dan menghindari tindakan balas dendam. Para ulama menyarankan agar seseorang tetap menjaga akhlak yang baik dan tidak terjerumus dalam perbuatan yang dilarang meskipun dalam kondisi yang sulit.

Ketika merasa tertekan, seorang Muslim dianjurkan untuk memperbanyak zikir atau mengingat Allah.

Ulama besar, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Ghuniyatut Thalibin juga menekankan tentang pentingnya berserah diri kepada Allah Swt ketika mengalami ketidakadilan. Al-Jailani menjelaskan bahwa kesabaran dan tawakal adalah dua kunci untuk mengatasi segala bentuk ujian, termasuk kecurangan dari orang lain.

Dengan berserah diri, seorang mukmin akan merasa tenang dan yakin bahwa Allah Swt selalu menyertai setiap langkahnya.

Baca: Ayat-ayat Penenang Jiwa

Pentingnya sabar dan tawakal

Selain berdoa, bersabar dan bertawakal kepada Allah Swt adalah bagian tak terpisahkan dari menghadapi kekecewaan. Nabi Yusuf As adalah contoh sempurna tentang bagaimana ketabahan dan keimanan pada Allah dapat mengubah situasi yang sulit menjadi kemenangan.

Menyerahkan segala urusan kepada Allah tidak hanya mendatangkan ketenangan, tetapi juga membuka jalan menuju keadilan sejati.

Salah satu doa yang mengajarkan tawakal dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah adalah yang terdapat dalam Al-Hisnul Hasin karya Imam Al-Jazri. Doa ini sangat relevan untuk dibaca saat menghadapi situasi kurang menguntungkan dan perasaan tidak berdaya:

حَسبُنا اللَّهُ ونعمَ الوَكيلُ على اللَّهِ توَكَّلنا

Hasbunallahu wa ni’mal wakil, ‘alallaahi tawakkalnaa

“Cukuplah Allah bagi kami, dan Dia adalah sebaik-baik pelindung. Hanya kepada Allah kami bertawakal.” (HR. Ahmad).