Ikhbar.com: Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 memuat harapan besar masyarakat Indonesia terkait masa depan bangsa. Melalui pesta demokrasi itu, rakyat mengidamkan terpilihnya pemimpin berkualitas demi masa depan negara yang lebih baik.
Selain melakukan upaya kasat mata dengan menentukan pilihan berdasarkan analisis yang rasional dan realistis terhadap visi-misi, program kerja, dan rekam jejak pasangan calon (paslon) presiden, wakil presiden, legislatif, maupun perwakilan daerah, masyarakat juga dianjurkan untuk melakukan pendekatan batiniyah dengan memanjatkan doa.
Hal itu sejalan dengan sabda Rasulullah Muhammad Saw:
الدُّعَاءُ سِلاَحُ الْمُؤْمِنِ، وَعِمَادُ الدِّينِ، وَنُورُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ
“Doa merupakan senjata orang yang beriman, tiang agama, dan cahaya langit dan bumi.” (HR Al-Hakim).
Baca: Memaku Baliho Kampanye di Pohon bukan Akhlak Calon Pemimpin, tapi Teroris
Doa mendapatkan pemimpin terbaik
Demi kelancaran pemilu dan terpilihnya pemimpin terbaik, ulama karismatik, sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang, Jawa Tengah, KH Ahmad Mustofa Bisri atau akrab disapa Gus Mus menganjurkan masyarakat untuk membaca istighfar diikuti dengan doa berikut:
اللَّهُمَّ لَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا – بِذُنُوْبِنَا – مَنْ لَا يَخَافُكَ وَلَا يَرْحَمُناَ
Allahumma la tusallith ‘alaina bidzunubina man la yakhafuka wala yarhamuna.
“Ya Allah ya Tuhan kami, janganlah Engkau kuasakan (jadikan pemimpin) atas kami, karena dosa-dosa kami, orang yang tidak takut kepada-Mu dan tidak punya belas kasihan kepada kami.”
Doa tersebut tercantum dalam Al-Adzkar al-Muntakhabah min Kalaami Sayyid al-Abrar karya Muhyiddin Abu Zakaria Yahya bin Syaraf Al-Nawawi Al-Dimasyqi atau yang masyhur dengan nama Imam Nawawi, serta merupakan penggalan dari doa yang lebih panjang berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar berikut:
اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنا مِنْ خشيتك ما تحول به بَيْنَنا وبَيْنَ مَعاصِيكَ، وَمِنْ طاعَتِكَ ما تُبَلِّغُنا بِهِ جَنَّتَكَ، وَمِنَ اليَقين ما تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنا مَصَائبَ الدُّنْيا، اللَّهُمَّ مَتِّعْنا بأسْماعنا وأبْصَارِنا وَقُوَّتِنا ما أحْيَيْتَنا، واجْعَلْهُ الوَارِثَ منَّا، وَاجْعَلْ ثأْرنا على مَنْ ظَلَمَنا، وانْصُرْنا على مَنْ عادَانا وَلا تَجْعَلْ مُصِيبَتَنا في دِينِنا، وَلا تَجْعَلِ الدُّنْيا أكْبَرَ هَمِّنا وَلا مَبْلَغَ عِلْمِنا، وَلا تُسَلِّط عَلَيْنا مَنْ لا يَرْحمُنا
“Ya Allah, curahkanlah kepada kepada kami rasa takut kepada-Mu yang menghalangi kami dari bermaksiat kepada-Mu, dan ketaatan kepada-Mu yang menghantarkan kami kepada surga-Mu, dan curahkanlah keyakinan yang meringankan musibah di dunia. Berilah kenikmatan kami dengan pendengaran kami, penglihatan kami, serta kekuatan kami selama kami hidup, dan jadikan itu sebagai warisan dari kami, dan jadikan pembalasan atas orang yang menzalimi kami, dan tolonglah kami melawan orang-orang yang memusuhi kami, dan janganlah Engkau jadikan musibah kami pada agama kami, dan jangan Engkau jadikan dunia sebagai impian terbesar kami, serta pengetahuan kami yang tertinggi, serta jangan engkau kuasakan atas kami orang-orang yang tidak menyayangi kami.”
Baca: Nazar Pemilu? Ini Hukum dan Ulasannya menurut Fikih
Doa terhindar dari pemimpin zalim
Di sisi lain, proses Pemilu, baik pemilihan presiden (pilpres) maupun pemilihan legislatif (pileg) seringkali dimaknai sebagai ajang transaksi politik oleh segelintir oknum hingga berpotensi mencederai demokrasi karena menempatkan keuntungan pribadi di atas kepentingan nasional.
Oleh karena itu, agar kandidat yang terpilih bisa terlindungi dari penyanderaan politik yang akan menjerumuskannya sebagai pemimpin zalim, maka masyarakat pun dianjurkan membaca doa berikut:
اللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ هَذِهِ أُمَّتِي شَيْئاً فَرَفَقَ بِهِمْ، فَارْفُقْ بِهِ. وَمَنْ شَقَّ عَلَيْهَا فَاشْفُقْ عَلَيْه
Allahumma man waliya min amri hadzihi ummatiy syay’an farafaqa bihim. Farfuq bih. Wa man syaqqa alaiha fasyfuq alaihi.
“Ya Allah, siapa saja yang memimpin (mengurus) urusan umatku ini, yang kemudian ia menyayangi mereka, maka sayangilah dia. Dan siapa saja yang menyusahkan mereka, maka susahkanlah dia”. (HR Muslim).
Tak kalah penting ialah mengharapkan kualitas pemimpin yang bijaksana, mengedepankan kemaslahatan untuk bangsa dan negara, serta bersikap adil dan kompeten dalam memimpin. Doa berikut ini dapat dibaca untuk melangitkan harapan tersebut.
اللهم إني أعوذبك من إمارةِ الصبيان والسفهاء
Allahumma inni a’udzubika min imaa ratish shibyan was sufahaa’.
“Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari pemimpin yang kekanak-kanakan dan pemimpin yang bodoh.”
Doa ini sejalan dengan riwayat Hakim bahwa Rasulullah Muhammad Saw bersabda:
يَا كَعْبُ بْنُ عُجْرَةَ ، إِنِّي أُعِيذُكَ بِاللَّهِ مِنْ إِمَارَةِ السُّفَهَاءِ
“Wahai Ka’ab bin ‘Ujrah, aku memohonkan perlindungan kepada Allah untukmu dari kepemimpinan orang-orang yang bodoh.”