Ikhbar.com: Setiap Muslim berharap terhindar dari siksa api neraka di akhirat. Neraka digambarkan sangat mengerikan sebagaimana banyak disebutkan di dalam Al-Qur’an.
Orang yang mendapat siksa neraka akan ditempatkan sesuai dengan kategori perbuatannya selama hidup di dunia. Sebagian besar ulama menyebut ada tujuh tingkatan neraka, salah satunya bernama Sa’ir.
Baca: Bijak Memaknai Hadis Penghuni Neraka Didominasi Perempuan
Ada 11 ayat Al-Qur’an yang memuat keterangan tentang eksistensi neraka Sa’ir. Dari keterangan-keterangan itu bisa disimpulkan bahwa neraka tersebut diperuntukkan bagi:
- Orang yang ingkar dengan segala yang diturunkan oleh Allah Swt.
- Orang yang terpedaya dengan kehidupan dunia dan godaan setan.
- Orang yang tidak mematuhi perintah Allah Swt.
- Orang yang tidak beriman kepada Allah Swt dan Rasulullah Saw.
- Orang yang memakan harta dan hak anak yatim.
Imam Al-Ghazali dalam Bidayatul Hidayah mengatakan, selain menghindari perbuatan-perbuatan tersebut, umat Muslim dianjurkan untuk membaca doa berikut demi terbebas dari siksa neraka Sa’ir:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَنْزِلُ بِكَ حَاجَتِي وَإِنْ ضَعُفَ رَأْيِي ، وَقَصرَ عَمَلِي ، وَافْتَقَرْت إلَى رَحْمَتِكَ ، فَأَسْأَلُك يَا قَاضِيَ الْأُمُورِ ، وَيَا شَافِيَ الصُّدُورِ ، كَمَا تُجِيرُ بَيْنَ الْبُحُورِ . أَنْ تُجِيرَنِي مِنْ عَذَابِ السَّعِيرِ ، وَمِنْ دَعْوَةِ الثُّبُورِ ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْقُبُورِ
Allahumma inny unzilu bika haajatiy, wa in sha’ufa ra’ yiy, waqasura ‘amaliy, waftaqartu Ilaa rahmatika, fa asaluka ya qadhiyal umuuri, wa yaa syafiyas shuduuri, kama tujiyru bainal buhuri, an tujiyraniy min ‘adzabis sa’iri, wa min da’watis tsuburi, wa min fitnatil quburi.
Baca: Bangga Bermaksiat, Enggak Bahaya Tah?
“Ya Allah, sungguh aku menyerahkan hajatku padamu dan bahwa lemah akal pikiranku serta terbatas kemampuan amalku. Dan aku membutuhkan rahmat-Mu, maka aku memohon pada-Mu wahai Dzat yang Menetapkan setiap perkara, dan wahai Dzat Yang Mengobati kegundahan dalam hati. Seperti Engkau menjaga di antara lautan, aku memohon Engkau menjagaku dari neraka Sa’ir dan dari ajakan menuju kecelakaan, dan dari fitnah kubur.”
Doa tersebut sejatinya menjadi rangkaian panjang doa i’tikaf di masjid, terutama dibaca setelah melaksanakan salat sunah qabliyah.