Ikhbar.com: Awal tahun identik dengan harapan-harapan baik. Hal itu tidak hanya terbukti dengan menyemburatnya ungkapan resolusi tahun baru di media sosial (medsos), tetapi juga berbentuk ramalan-ramalan.
Konten ramalan nasib, karier, asmara, atau keuangan berbasis zodiak, shio, weton, dan sejenisnya kian ramai di platform medsos, terutana TikTok. Bagi yang kebetulan mendapatkan ramalan baik, hal itu tentu bisa menjadi motivasi dan harapan yang menggembirakan. Namun, bagi yang ramalannya kurang menguntungkan, merugikan, apalagi membahayakan, maka hal itu bisa menjelma teror dan ancaman yang menakutkan.
Baca: 5 Resolusi Tahun Baru di Bidang Kesehatan, 2024 Harus Bisa!
Pada dasarnya, Islam sangat melarang seorang Muslim memercayai ramalan. Rasulullah Muhammad Saw dengan tegas bersabda:
لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَطَيَّرَ أَوْ تُطُيِّرَ لَهُ أَوْ تَكَهَّنَ أَوْ تُكُهِّنَ لَهُ أَوْ سَحَّرَ أَوْ سُحِّرَ لَهُ
“Bukan termasuk golongan kami, siapa saja yang beranggapan sial atau membenarkan orang yang beranggapan sial dengan semacam burung atau siapa saja yang mendatangi tukang ramal atau membenarkan ucapannya, atau siapa saja yang melakukan perbuatan sihir atau membenarkannya.” (HR. Al Bazzar).
Akan tetapi, bagi seseorang yang sudah telanjur mendengarkan hasil ramalannya dan itu dinilai sangat mengganggu pikiran, maka Rasulullah Saw menganjurkan sebuah doa agar terus mendapatkan penguatan iman. Berikut adalah teks doa tersebut:
اللَّهُمَّ لَا يَأْتِي بِالحَسَنَاتِ إِلَّا أَنْتَ وَلَا يَذْهَبُ بِالسَّيِّئَاتِ إِلَّا أَنْتَ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
Allahumma la ya’ti bil hasanati illa anta, wa la yadzhabu bis sayyi’ati illa anta, wa la hawla wa la quwwata illa billahi.
“Ya Allah, tidak ada yang dapat mendatangkan kebaikan kecuali Engkau, dan tidak ada yang menghilangkan keburukan kecuali Engkau. Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali kekuatan Allah.”
Baca: Bagaimana Proses Kebenaran Dicerna Tubuh? Ini Penjelasan Buya Said Aqil
Dalam Al-Adzkar al-Muntakhabatu min Kalaami Sayyidi al-Abraar atau Al-Adzkaar an-Nawawiyah, Imam Nawawi menjelaskan bahwa doa itu berasal dari hadis yang diriwayatkan Ibnus Sinni dari Uqbah (Urwah) bin Amir Al-Juhani. Hadis tersebut merupakan jawaban Rasulullah Saw saat ditanya perihal pertanda buruk.
أصدقها الفأل، ولا يرد مسلما، وإذا رأيتم من الطيرة شيئا تكرهونه فقولوا: اللهم لا يأتي بالحسنات إلا أنت، ولا يذهب بالسيئات إلا أنت، ولا حول ولا قوة إلا بالله
“Paling benarnya adalah pertanda baik. Sedang pertanda buruk tidak dapat menolak (membelokkan) seorang Muslim. Kalau kalian melihat pertanda (buruk) yang kalian tidak sukai, hendaklah membaca, ‘Allahumma la ya’ti bil hasanati illa anta, wa la yadzhabu bis sayyi’ati illa anta, wa la hawla wa lā quwwata illā billahi.”