Ikhbar.com: Sekitar 1.600 Yahudi Israel ramai-ramai menyerbu Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur pada Selasa, 13 Agustus 2024 untuk melakukan ritual Talmud. Akibatnya, tindakan tersebut memicu ketegangan dengan para Muslim Palestina.
Dikutip dari WAFA, para Yahudi Israel memasuki masjid Al Aqsa melalui Gerbang Al-Mugharbah di bagian barat. Rute tersebut memang sering mereka digunakan dalam banyak penyerbuan sebelumnya.
“Dalam melancarkan aksinya, para Yahudi Israel menutup jalan menuju Kota Tua Yerusalem. Mereka juga mengerahkan ratusan tentara untuk mengawal masuk ke Masjid Al Aqsa,” tulis WAFA dikutip pada Rabu, 14 Agustus 2024.
Baca: Penganut Yahudi Israel Gelar Persembahan Sapi Merah di Depan Masjid Al-Aqsa
Tidak hanya itu, para Yahudi Israel juga mengubah area tersebut menjadi barak militer. Mereka memberlakukan pembatasan ketat terhadap warga Palestina yang mencoba memasuki Masjid Al Aqsa.
“Tindakan yang memancing ketegangan lainnya adalah para Yahudi sempat membentangkan bendera Israel ketika hendak masuk kawasan Masjid,” katanya.
Diduga, masuknya para pemukim Israel ke kompleks Masjid Al Aqsa merupakan tanggapan atas seruan dari kelompok-kelompok ekstrem Yahudi untuk memperingati Tisha B’Av. Ritual tersebut merupakan hari puasa yang dijalankan setiap tahun oleh umat Yahudi.
“Peristiwa itu menandai beberapa bencana dalam sejarah Yahudi,” tulis WAFA.
Ketegangan di Masjid Al Aqsa memang sering kali terjadi. Hal itu berawal dari perbedaan pandangan antara umat Muslim dan Yahudi. Bagi umat Islam, Masjid Al Aqsa dianggap sebagai tempat ketiga setelah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Sementara umat Yahudi menilai bahwa Masjid Al Aqsa sebagai Temple Mount, yang diyakini sebagai lokasi dua kuil Yahudi kuno.
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al Aqsa berada, selama Perang Arab-Israel 1967. Pada 1980, Israel mencaplok seluruh kota dalam sebuah tindakan yang tidak pernah diakui masyarakat internasional.