Ikhbar.com: Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa Generasi Z (Gen Z) mudah depresi karena susah mencari pekerjaan. Fakta tersebut mengacu pada data per Februari 2024 yang menunjukkan angka pengangguran anak muda mencapai 7,53%.
“Angka tersebut sudah mulai mengejar total persentase di sepanjang tahun 2023 yang tercatat 10,28 persen,” tulis BPS dikutip pada Senin, 29 Juli 2024.
Berdasarkan data tersebut, kata BPS, maka wajar saja per Februari 2024 terdapat 369,5 ribu anak muda rentang usia 15-29 tahun yang masuk ke golongan hopeless of job (kondisi pengangguran yang merasa tak mungkin memperoleh pekerjaan).
“Kondisi tersebut dapat menyebabkan anak muda putus asa, mudah menyerah, tidak bersemangat, frustasi bahkan depresi,” katanya.
Baca: Gen Z Disebut Punya Tingkat Kebahagiaan Rendah, Ini Penyebabnya
Kondisi yang serupa pernah terjadi pada 2023. Saat itu ada 575 ribu anak muda yang mengalami hopeless of job.
“Angka terparah terjadi pada 2022 1,1 juta anak muda yang masuk ke dalam golongan hopeless of job,” ungkap BPS.
Lebih lanjut, BPS mengungkapkan bahwa mayoritas dari golongan hopeless of job (55,8%) memang memiliki pendidikan rendah atau hanya lulusan SMP ke bawah.
“Selain itu penyebab tingginya tingkat hopeless of job ini juga disebabkan sejumlah faktor, di antaranya lapangan pekerjaan di Indonesia yang kian berkurang, khususnya di sektor formal,” katanya.
Baca: Musim PHK, Ini Doa agar Kembali Dapat Kerja
Faktor lainnya, yakni adanya pergeseran pertimbangan anak muda dalam menilai budaya kerja baru. Berikutnya bisa disebabkan ketidaksesuaian antara lapangan pekerjaan dengan pendidikan yang mereka peroleh.
Dugaan Gen Z mudah depresi karena tak kunjung mendapat pekerjaan juga dikuatkan oleh data Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Melalui Survei Kesehatan Indonesia (SKI), pada 2023, prevalensi depresi Indonesia mencapai sebesar 1,4%. Jika dilihat berdasarkan kelompok usia, kebanyakan depresi dialami golongan usia 15-24 tahun atau generasi Z, yakni sebesar 2%.