Ikhbar.com: Publik Brasil ramai memperbincangkan boneka bayi hiper-realistis bernama Reborn.
Hal itu terjadi di tengah gejolak politik, mulai dari krisis popularitas presiden, hingga persidangan mantan presiden Jair Bolsonaro atas dugaan percobaan kudeta.
Perhatian terhadap boneka Reborn melonjak tajam setelah unggahan TikTok yang memperlihatkan boneka Reborn sedang “dirawat” di rumah sakit, yang kemudian diklarifikasi sebagai adegan bermain peran.
Namun, video itu terlanjur viral dan memicu gelombang komentar negatif serta parodi, termasuk lagu rap yang menyindir para kolektor.
Baca: Viral Tren Facial Air Es, Efektif atau Gimmick?
Sebagai respons, beberapa rancangan undang-undang (RUU) mengusulkan larangan penggunaan fasilitas kesehatan publik oleh pemilik boneka, atau melarang mereka mendapat prioritas antrean layanan publik.
Hingga Juni 2025, sekitar 30 RUU mengenai isu ini diajukan di berbagai wilayah Brasil, yang sebagian besar oleh politisi sayap kanan dan ekstrem kanan.
Padahal, menurut pengamat politik Isabela Kalil dari Universitas FESPSP, sebagian besar kasus yang melatarbelakangi regulasi tersebut tidak benar-benar terjadi.
Kontroversi memuncak pada 6 Juni lalu, ketika seorang pria menampar bayi sungguhan karena mengira itu adalah boneka. Ia kini bebas dengan jaminan, dan sang bayi dilaporkan dalam kondisi baik.
Para pengrajin dan kolektor mayoritas perempuan kini menghadapi hujan kritik dan ancaman.
“Saya dapat pesan seperti: ‘Saya ingin cari kamu di jalan sambil bawa senjata,” kata seniman 25 tahun yang dikenal sebagai Emily Reborn, Larissa Vedolin, dikutip dari The Guardian, pada Ahad, 22 Juni 2025.
Biaya pembuatan boneka Reborn bisa mencapai Rp50 juta, tergantung kompleksitas, termasuk detail rambut yang ditanam satu per satu.
Meski demikian, seniman seperti Bianca Miranda menegaskan, para kolektor menyadari sepenuhnya bahwa itu hanyalah boneka.
“Saya tahu ini boneka. Tapi saya juga tahu betapa besar cinta dan kerja keras dalam membuatnya,” ujarnya.
Baca: Brasil Ikut-ikutan Garap Wisata Halal
Kalil melihat isu ini sebagai bentuk pelabelan negatif terhadap perempuan.
“Laki-laki dewasa bisa mengoleksi figur aksi atau main video game tanpa dipertanyakan. Namun perempuan yang punya boneka dianggap gangguan jiwa,” katanya.
YouTuber Chico Barney yang meliput komunitas reborn di São Paulo menyebut mereka hanya sekumpulan orang dengan hobi unik, bukan sesuatu yang eksentrik.
Namun kini, komunitas itu menghadapi kebencian massal yang ia nilai semata karena orang-orang butuh sesuatu untuk dibenci.