Ikhbar.com: Seorang pelajar berusia 14 tahun asal Frisco, Texas, Amerika Serikat (AS) menciptakan terobosan di dunia medis berupa aplikasi yang mampu mendeteksi gejala awal penyakit jantung hanya dalam tujuh detik.
Aplikasi bernama Circadian AI itu dapat berfungsi dengan cara meletakkan ponsel di dekat dada. Aplikasi akan merekam suara jantung, menyaring kebisingan sekitar, dan menganalisis data melalui model pembelajaran mesin berbasis cloud.
Aplikasi ini bisa mengidentifikasi detak jantung tidak teratur, tanda awal gagal jantung, penyakit arteri koroner, hingga kelainan katup jantung.
Baca: Temukan Sabun Anti-Kanker, Remaja 15 Tahun Ini Jadi ‘Kid of the Year 2024’ versi Majalah Time
“Bahkan satu nyawa yang terdeteksi adalah satu nyawa yang terselamatkan,” kata sang penemu, Siddarth Nandyala, dikutip dari New York Post, pada Ahad, 22 Juni 2025.
Keinginannya untuk memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) demi membantu sesama menjadi pemicu lahirnya inovasi ini.
Nandyala menghabiskan berbulan-bulan mengumpulkan data dari rumah sakit di AS dan India.
Uji klinis melibatkan sekitar 18.500 pasien, dan menunjukkan akurasi aplikasi mencapai lebih dari 96%.
Meski baru dapat digunakan oleh tenaga medis terlatih, aplikasi ini mendapat pujian dari para profesional kesehatan.
Ahli jantung dari Louisiana State University, Dr. Jameel Ahmed, menyatakan bahwa teknologi ini berpotensi menyelamatkan nyawa, terutama di daerah dengan akses layanan kesehatan yang terbatas.
Menurut data WHO tahun 2023, penyakit kardiovaskular masih menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia, dan menyumbang sekitar 32% dari total kematian global.
Inovasi Siddarth memberi harapan untuk mendeteksi lebih dini, dan mencegah kematian akibat penyakit ini.
Baca: Gen Z Lebih Pilih Cari Info di TikTok Dibanding Google
Tak hanya menciptakan Circadian AI, Siddarth juga pernah merancang lengan prostetik murah dan mendirikan STEM IT, startup yang menyediakan kit sains dan teknologi bagi pelajar.
Ia telah menerima sertifikat penghargaan dari Kongres AS, dan surat ucapan selamat dari mantan Presiden Joe Biden.
Kini, Nandyala menjadi mahasiswa jurusan ilmu komputer di University of Texas. Ia berniat memperluas kemampuan aplikasinya untuk mendeteksi penyakit paru seperti pneumonia dan emboli paru melalui analisis suara serupa.