Mengenal Jenis-jenis Sakit Kepala dan Cara Mengobatinya

Ilustrasi sakit kepala. PEXELS/Antoni Shkraba

Ikhbar.com: Sakit kepala adalah salah satu keluhan kesehatan yang paling umum terjadi di berbagai kelompok usia. Hampir setiap orang pernah mengalaminya, baik dalam intensitas ringan maupun berat.

Meski kerap dianggap sepele, sakit kepala sebenarnya memiliki berbagai jenis yang bisa mencerminkan kondisi kesehatan tertentu, dari yang tidak berbahaya hingga yang memerlukan perhatian medis segera.

Mengetahui jenis-jenis sakit kepala secara lebih detail sangat penting bagi seseorang agar bisa memahami penyebabnya dan menentukan cara penanganan yang tepat.

Berikut adalah beberapa jenis sakit kepala yang umum terjadi, lengkap dengan ciri-ciri, penyebab, dan cara mengatasinya, sebagaimana dikutip dari situs informasi dan layanan kesehatan global, WebMD, pada Ahad, 13 April 2025:

Baca: Ayat Pereda Sakit Kepala

1. Sakit kepala tegang 

Sakit kepala tipe tegang adalah jenis yang paling sering dialami banyak orang. Ciri khasnya adalah rasa nyeri yang menyebar, terasa seperti tekanan atau lilitan ketat di sekitar kepala, terutama di dahi, pelipis, atau bagian belakang kepala dan leher. Rasa sakit biasanya ringan hingga sedang dan tidak disertai mual atau muntah.

Penyebab utama dari sakit kepala yang dikenal dengan nama tension headache ini adalah stres, kelelahan, postur tubuh yang buruk, kurang tidur, atau ketegangan otot di leher dan bahu. Meski tidak berbahaya, sakit kepala ini bisa sangat mengganggu produktivitas sehari-hari.

Cara mengatasinya biasanya melibatkan istirahat yang cukup, teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga, pemijatan pada leher dan bahu, serta penggunaan obat pereda nyeri ringan seperti parasetamol atau ibuprofen. Mengelola stres dan memperbaiki postur tubuh saat bekerja juga bisa mencegah kambuhnya jenis sakit kepala ini.

Baca: Madu Suwuk, Lindungi Jiwa dan Raga dari Pengaruh Buruk

2. Migrain

Migrain adalah jenis sakit kepala yang lebih kompleks dan bisa sangat menyiksa. Biasanya ditandai dengan rasa nyeri berdenyut yang intens di satu sisi kepala, sering disertai mual, muntah, serta sensitivitas terhadap cahaya dan suara.

Beberapa penderita juga mengalami “aura,” yaitu gangguan visual seperti kilatan cahaya atau garis zig-zag sebelum serangan migrain muncul.

Penyebab migrain tidak selalu jelas, tetapi faktor pemicu yang umum meliputi perubahan hormonal, misalnya, saat menstruasi, makanan tertentu (seperti keju tua, cokelat, atau makanan mengandung MSG), stres emosional, kurang tidur, perubahan cuaca, dan cahaya terang.

Penanganan migrain bisa dengan istirahat di ruangan gelap dan tenang, mengonsumsi obat-obatan khusus seperti triptan, dan menghindari pemicu yang diketahui. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat pencegah migrain bila serangan terjadi terlalu sering.

Baca: 5 Langkah Efektif Cegah Migrain

3. Sakit kepala cluster

Sakit kepala cluster tergolong langka, tapi sangat menyakitkan. Rasa nyeri datang secara tiba-tiba, intens, dan terasa seperti tusukan tajam di sekitar satu mata.

Sakit kepala ini biasanya hanya menyerang satu sisi atau bagian kepala dan bisa berlangsung selama 15 menit hingga tiga jam.

Serangan pun sering terjadi dalam pola “klaster,” misalnya, setiap hari selama berminggu-minggu, kemudian menghilang untuk waktu tertentu sebelum kambuh kembali.

Gejala lain yang menyertai bisa berupa mata berair, hidung tersumbat atau berair pada sisi yang sama, serta kelopak mata yang turun. Penyebab pastinya belum diketahui, tetapi diduga berkaitan dengan gangguan pada hipotalamus dan ritme sirkadian tubuh. Faktor pemicu termasuk konsumsi alkohol saat masa klaster, dan merokok.

Penanganan sakit kepala cluster biasanya melibatkan obat resep dari dokter seperti sumatriptan (injeksi) dan terapi oksigen murni. Karena nyerinya sangat ekstrem, penderita harus berkonsultasi dengan dokter spesialis neurologi untuk rencana pengobatan jangka panjang.

Baca: Tinggalkan Ponsel selama Seminggu dan Rasakan Manfaatnya!

4. Sakit kepala sinus

Sakit kepala sinus terjadi akibat peradangan atau infeksi pada sinus (rongga udara di tulang wajah). Nyeri terasa di sekitar mata, pipi, atau dahi, dan biasanya disertai gejala lain seperti hidung tersumbat, demam ringan, keluarnya lendir berwarna dari hidung, dan rasa tertekan di wajah yang semakin buruk saat membungkuk.

Penyebab utama sakit kepala sinus adalah infeksi saluran pernapasan atas, alergi, atau kondisi seperti sinusitis kronis. Sering kali, sakit kepala ini disalahartikan sebagai migrain karena letak dan intensitas nyerinya yang mirip.

Untuk mengatasi sakit kepala sinus, perlu ditangani penyebab dasarnya. Pengobatan bisa meliputi dekongestan, semprotan hidung kortikosteroid, antibiotik (jika disebabkan oleh infeksi bakteri), serta uap air hangat untuk membantu mengencerkan lendir. Jika sinusitis kronis terus berulang, evaluasi medis lanjutan diperlukan.

5. Sakit kepala karena kafein

Jenis sakit kepala ini terjadi akibat konsumsi berlebihan atau penghentian mendadak zat tertentu seperti kafein atau obat pereda nyeri. Ironisnya, obat sakit kepala yang sering dikonsumsi justru bisa menjadi penyebab sakit kepala kronis jika dipakai terlalu sering.

Sakit dengan istilah resmi “Rebound headache” ini biasanya muncul setiap hari atau hampir setiap hari, dengan gejala yang mirip tension headache atau migrain. Penderita merasa seolah-olah sakit kepala tidak kunjung sembuh dan terus kambuh meski sudah minum obat.

Cara terbaik untuk mengatasi rebound headache adalah dengan menghentikan penggunaan obat yang memicu, meski ini mungkin akan memperburuk gejala sementara. Dokter dapat membantu merancang program penghentian obat secara bertahap dan memberi terapi alternatif untuk mengelola nyeri.

Baca: Kuliner Islam Pelopor Makanan Sehat Dunia

6. Sakit kepala sebab darah tinggi

Sakit kepala karena hipertensi umumnya terjadi saat tekanan darah mencapai level yang sangat tinggi, seperti pada krisis hipertensi. Gejalanya meliputi rasa berat di kepala bagian belakang (tengkuk), berdenyut, dan bisa disertai gangguan penglihatan, mual, hingga kebingungan.

Meskipun tekanan darah tinggi biasanya tidak menimbulkan gejala, ketika gejala muncul, itu pertanda bahwa tubuh sudah dalam kondisi darurat yang bisa berbahaya. Karena itu, jenis sakit kepala ini tidak boleh diabaikan.

Penanganannya mencakup pengendalian tekanan darah dengan obat-obatan antihipertensi dan perubahan gaya hidup seperti diet rendah garam, olahraga teratur, dan mengurangi stres. Jika sakit kepala disertai tekanan darah sangat tinggi, segera cari pertolongan medis.

Kapan harus ke dokter?

Tidak semua sakit kepala berbahaya, tetapi ada tanda-tanda yang perlu diwaspadai. Segera periksakan diri ke dokter jika sakit kepala terasa sangat mendadak dan hebat (seperti “petir”), disertai gangguan penglihatan, kesulitan bicara, leher kaku, muntah hebat, atau kesadaran menurun. Ini bisa menjadi pertanda kondisi serius seperti stroke, aneurisma otak, atau infeksi selaput otak (meningitis).

Memahami jenis-jenis sakit kepala bukan hanya membantu kita meredakan rasa sakit secara efektif, tapi juga menjaga diri dari risiko kesehatan yang lebih besar. Jangan anggap remeh sakit kepala yang terus berulang atau tidak biasa. Dengarkan sinyal tubuh dan jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.