Timses Trump dari Kelompok Arab Amerika Ganti Nama karena Kecewa soal Gaza

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berbicara selama konferensi pers di Ruang Timur Gedung Putih, pada Selasa, 4 Februari 2025, di Washington. Foto: AP/Alex Brandon.

Ikhbar.com: Sebuah kelompok yang berperan penting dalam strategi Donald Trump untuk menarik dukungan pemilih Arab Amerika resmi mengganti namanya. Perubahan ini terjadi setelah Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat akan “mengambil alihJalur Gaza.

Bishara Bahbah, ketua kelompok yang sebelumnya dikenal sebagai Arab Americans for Trump, mengumumkan bahwa organisasi tersebut kini bernama Arab Americans for Peace.

Pergantian nama ini menyusul konferensi pers Trump bersama Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di Gedung Putih, saat ia mengusulkan agar AS mengambil “kepemilikan” dalam pembangunan kembali Gaza, dan menjadikannya sebagai “Riviera Timur Tengah.”

Baca: Pendukung Muslim Kecewa Kabinet Trump Didominasi Tokoh Pro-Israel

Bahbah menegaskan bahwa kelompoknya menolak gagasan pemindahan warga Palestina dari tanah bersejarah mereka. Ia juga menekankan bahwa komitmen terhadap perdamaian telah menjadi prinsip utama kelompok ini sejak awal berdiri.

“Pembicaraan tentang apa yang ingin dilakukan presiden terhadap Gaza, jelas kami sangat menentang gagasan pemindahan warga Palestina dari mana pun di Palestina Bersejarah,” kata Bahbah, dikutip dari AP News, pada Jumat, 7 Februari 2025.

Sebelumnya, Arab Americans for Trump aktif mendukung kampanye Trump di negara bagian kunci seperti Michigan dan Arizona.

Baca: PBB Tegur Trump soal Rencana AS Usir Warga Gaza

Meski tidak secara resmi terafiliasi dengan tim kampanye Trump, kelompok ini kerap menjembatani pertemuan antara pemimpin komunitas Arab Amerika dan para sekutu Trump.

Setelah Trump meraih kemenangan di Dearborn, dan Michigan yang merupakan kota dengan populasi Arab Amerika terbesar di AS, kelompok ini memutuskan untuk mengganti nama mereka.

Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya mempromosikan perdamaian, serta merespons pernyataan kontroversial Trump mengenai Gaza.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.