Simposium Kebebasan Beragama Gusdurian di Yogyakarta Bertabur Pakar dan Ahli

Para narasumber dalam Best Fest 2024. Dok GUSDURIAN

Ikhbar.com: Yogyakarta akan menjadi tuan rumah Simposium Best yang digelar Jaringan Gusdurian pada 14-15 November 2024. Acara yang dihelat di Convention Hall UIN Sunan Kalijaga ini akan mengupas fenomena kebebasan beragama dan berkeyakinan di Indonesia bersama para ahli di bidangnya.

Mengusung tema “Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB) sebagai Kritik Sosial untuk Kewargaan yang Berkeadilan,” simposium ini akan menghadirkan sejumlah pakar, termasuk Jurnalis dan Pegiat HAM Andreas Harsono, Direktur LKiS sekaligus Budayawan Hairus Salim, Komisioner Komisi Nasional (Komnas) Hak Asasi Manusia (HAM) Beka Ulung Hapsara, serta Presidium GUSDURian wilayah Sulawesi, Maluku, Papua (Sulampapua) Suaib Amin Prawono.

“Empat narasumber tersebut akan tampil di tiga sesi utama,” ungkap Jaringan Gusdurian, dalam keterangan pers yang dikutip pada Rabu, 6 November 2024.

Baca: Gusdurian: Kesederhanaan Paus Fransiskus Teladan di Tengah Wabah Nafsu Kuasa di Indonesia

Ketiga sesi itu akan diawali dengan tema “Kebebasan Beragama Berkeyakinan, Janji Konstitusi, dan Silang Sengkarut Kebijakan.” Sesi kedua membahas “Suara Komunitas: Perjuangan Menuntut Hak,” sedangkan sesi ketiga bertema “Persilangan Ketidakadilan: Kebebasan Beragama dan Isu Sosial Kritis.”

Andreas Harsono, yang dikenal luas sebagai salah satu pendiri Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta pada tahun 1994, akan mengupas isu kebebasan beragama dari perspektif jurnalis dan aktivis HAM.

“Ia selama ini vokal menyuarakan hak-hak konstitusional umat beragama, menyoroti persekusi terhadap kelompok minoritas, serta mengkritik kebijakan pemerintah yang berpotensi mengarah pada mayoritarianisme,” tulis mereka.

Kredibilitas Andreas terlihat dari karya-karyanya, termasuk buku Race, Islam and Power: Ethnic and Religious Violence in Post-Suharto Indonesia (2019), serta penghargaan John Rumbiak Human Rights Defenders Award yang diraihnya pada 2010.

Sementara itu, Hairus Salim direncanakan akan membahas isu-isu kebebasan beragama dalam kaitannya dengan 9 Nilai Utama Gus Dur (NUGD). Sebagai salah satu perumus nilai-nilai tersebut, alumnus Antropologi Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun 2004 ini akan menganalisis fenomena KBB melalui pendekatan holistik, mencakup manusia, masyarakat, dan kebudayaan.

“Hairus Salim juga dikenal lewat karya-karyanya, seperti buku ‘Krisis Keistimewaan’ yang ditulis bersama Iqbal Ahnaf pada 2017,” tulisnya.

Beka Ulung Hapsara, yang telah menjadi Komisioner Komnas HAM sejak 2017, turut hadir untuk membagikan pengalamannya dalam pemantauan konflik, diskriminasi, dan intoleransi. Ia juga dikenal aktif dalam advokasi masyarakat sipil bersama INFID pada 2013.

“Saat ini, Beka masih aktif menyuarakan isu HAM di berbagai daerah dan menjadi anggota dewan penasihat Jaringan GUSDURian,” lanjut keterangan pers tersebut.

Baca: Jalan Politik Gusdurian

Narasumber lainnya, Suaib Amin Prawono, akan berbicara mengenai isu moderasi beragama dan pencegahan terorisme di wilayah Indonesia Timur. Suaib dikenal menulis isu-isu terkait terorisme, toleransi, dan advokasi di berbagai Komunitas Gusdurian di Sulawesi dan sekitarnya.

Selain keempat narasumber tersebut, Simposium Best juga akan dihadiri oleh nama-nama lain seperti Jay Akhmad, Noorhaidi Hasan, Ihsan Ali Fauzi, MY Esti Wijayati, Ahmad Zainul Hamid, Pdt. Natasi Hermawan, Imam Maliki, Firdaus Mubarik, Dian Jennie Cahyawati, Mayadina R. Musfiroh, Iklillah Muzayyanah, dan sederet pakar lainnya.

Info selengkapnya, klik: https://bestfest.gusdurian.net/

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.