Selain Al-Aruri, Ini Daftar Pimpinan Hamas yang Gugur di Tangan Israel

Parade kelompok perlawanan Palestina Hamas. AFP PHOTO/SAID KHATIB

Ikhbar.com: Kematian Wakil Ketua Biro Politik Hamas, Saleh Al-Aruri memancing prediksi semakin meluasnya konflik Israel-Palestina yang bermula di Jalur Gaza. Pendiri Brigade Izzuddin Al-Qassam itu dibunuh dalam serangan pesawat tak berawak di pinggiran Kota Beirut, Lebanon, pada Selasa, 2 Januari 2024 kemarin.

Meskipun Israel belum mengaku secara terang-terangan bertanggung jawab atas serangan tersebut, tetapi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah berjanji akan membunuh para pemimpin Hamas di seluruh dunia yang ia klaim sebagai balasan atas serangan mendadak Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 lalu.

Padahal, Israel memang memiliki sejarah panjang atas pembunuhan para pimpinan Hamas tersebut. Kematian Al-Aruri bukanlah satu-satunya target yang telah berhasil disasar Israel.

Dikutip dari The New Arab pada Kamis, 4 Januari 2024, berikut adalah sejumlah pemimpin gerakan Hamas yang telah dibunuh militer Israel:

Baca: Pendiri Brigade Al-Qassam Hamas Gugur Dibunuh Israel, Ini Profil Lengkapnya

Emad Akel

Emad Ekel lahir di kamp pengungsi Jabalia di Gaza. Dia bergabung dengan Hamas sejak usia remaja dan dijuluki sebagai “The Ghost” karena kemampuannya dalam menyamar sebelum melancarkan serangan terhadap pasukan Israel.

Ekel sempat diangkat menjadi komandan Brigade Qassam. Ia merupakan mentor bagi komandan yang aktif saat ini, yaitu Mohamed Deif. Ekel juga ditempatkan di urutan teratas dalam daftar orang paling dicari Israel.

Dua siswi Palestina melewati lukisan pemimpin militan Hamas Emad Akel, yang dibunuh tentara Israel, di Kota Gaza. UPI/Abdelrahman Al-khateeb

Nahasnya, kala usia Ekel baru mencapai 22 tahun, keberadaannya l ditemukan intelijen Israel melalui informan, lalu ditembak mati di halaman rumahnya, di Shuja’iyya pada 1993.

Yahya Ayyash

Dijuluki “Sang Insinyur,” Yahya Ayyash adalah kepala pembuat bom dan Komandan Batalion Brigade Al-Qassam di Tepi Barat. Lulusan teknik elektro dari Universitas Birzeit ini bertanggung jawab dalam merintis bahan peledak yang digunakan untuk bom bunuh diri terhadap pasukan Israel.

Ayyash dibunuh pada usia 29 tahun oleh agensi kontraspionase Israel, Shin Bet. Mereka mengakhiri hidup Ayyash dengan menempatkan alat peledak di pesawat telepon dan meledakkannya dari jarak jauh di saat Ayyash sedang menerima telepon dari sang ayah.

Potret Yahya Ayyash. Dok REUTERS

Salah Shehadeh

Salah Shehadeh dilahirkan di kamp pengungsi Shati, di Jalur Gaza pada 1953. Shehadeh adalah pemimpin Brigade Qassam selama Intifada Kedua.

Selain mendalangi serangan terhadap pasukan Israel, Shehadeh bertanggung jawab mengawasi pembuatan roket Qassam dan penyelundupan gudang senjata Hamas dalam kaliber besar.

Salah Shehadeh. Dok WEBGAZA

Setelah menggunakan intelijen untuk menemukannya, Angkatan Udara Israel menjatuhkan bom seberat satu ton di rumah Shehadeh di lingkungan Al-Daraj, Kota Gaza. Shehadeh gugur tepat di usia 49 tahun. Dia tewas bersama seluruh keluarganya.

Ahmed Yassin

Shekh Ahmed Yassin adalah pendiri sekaligus tokoh paling berpengaruh dalam sejarah gerakan Hamas. Dia lahir pada 1936 Desa Al Jaurah, pinggiran Al-Mijdal (sekarang Ashkelon, Israel).

Pada usia 10 tahun, seluruh desanya menjadi sasaran pembersihan etnis oleh tentara Israel dalam peristiwa Nakba. Akibatnya, Yassin dan keluarga harus pindah ke Jalur Gaza sebagai pengungsi.

Saat masih muda, Shekh Yassin mengalami kecelakaan hingga mengakibatkannya kehilangan penglihatan dan menjadi seorang paraplegic alias kelumpuhan total. Dia divonis harus menggunakan kursi roda sepanjang sisa hidupnya.

Meski begitu, hal tersebut tidak menyurutkan perjuangan Syekh Yassin untuk melawan kezaliman Israel terhadap rakyat Palestina.

Syekh Yassin semakin dikenal sebagai pejuang intifadah, mujahid dakwah penegak Islam, serta pemimpin Palestina dengan mendirikan Hamas, kepanjangan “Al-Harakatul Muqawwamatul Islamiyah.” Ia merancang gerakan yang hingga kini paling ditakuti Israel itu bersama kedua rekannya, Abdel Aziz Al-Rantissi dan Khaled Meshal pada 1987.

Pemimpin Hamas Abdel Aziz Al-Rantisi [kiri] dan Shekh Ahmad Yassin [kanan]. Dok GETTY IMAGES

Baca: Siapakah Hamas? Ini Profil dan Kekuatan Musuh Utama Israel di Gaza

Melihat perlawanan Hamas yang kian menjadi, Israel pun mulai menarget kematian Syekh Yassin. Dia kemudian gugur setelah diserang dengan menggunakan rudal Hellfire yang ditembakkan Helikopter Apache Israel. Syekh Yassin tewas usai salat Subuh di Kota Gaza pada 2004 lalu. Syekh Yassin mengembuskan napas terakhirnya itu pada usia 67 tahun.

Adnan Al-Ghoul dan Mahmoud Al-Mabhouh

Adnan Al-Ghoul dikenal sebagai “Bapak Qassam” karena karyanya dalam membangun sistem pengiriman roket Hamas yang ekstensif. Dia adalah asisten utama Komandan Brigade Al-Qassam, Yahya Ayyash.

Al-Ghoul merupakan pionir penggunaan alat peledak improvisasi (IED) untuk melawan pasukan Israel di Gaza. Sayangnya, Al-Ghoul berhasil dibunuh Israel pada 2004. Dia tewas usai dirudal pesawat Israel ketika berada dalam mobil di sebuah perjalanan.

Warga Palestina berkumpul di sekitar puing-puing mobil yang menewaskan Adnan Al-Ghoul. AP/Adel Hana

Sosok penting lainnya adalah Mahmoud Al-Mabhouh. Dia adalah Kepala Staf Logistik Hamas dan secara luas dipandang sebagai orang yang bertanggung jawab atas pengadaan sebagian besar persenjataan dan peralatan kelompok tersebut.

Mahmoud Al-Mabhouh. Dok WIKIPEDIA

Pada 2010, Mabhouh dibunuh di kamar hotelnya di Dubai setelah dilacak dengan cermat oleh 11 agen Mossad menggunakan paspor asing.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.