Ikhbar.com: Militer Israel telah membunuh pemimpin tinggi sekaligus Wakil Ketua Hamas, Saleh Al-Aruri, di Beirut, Lebanon, pada Selasa, 2 Januari 2024, malam. Pendiri Brigade Izzuddin Al-Qassam itu gugur akibat serangan pesawat tak berawak di pinggiran selatan ibu kota Lebanon tersebut.
“Saleh Al-Aruri tewas dalam serangan berbahaya Zionis,” rilis saluran Hamas, dikutip dari The New Arab, pada Rabu, 3 Januari 2024.
Kantor berita Lebanon (ANN) juga melaporkan bahwa ada tiga orang yang tewas dan 11 lainnya luka-luka akibat serangan drone tersebut. Korban luka-luka telah dievakuasi ke rumah sakit.

Baca: Tidak cuma Tanah, Israel juga Klaim Makanan Khas Palestina
Siapa Al-Aruri?
Saleh Al-Aruri lahir di dekat Ramallah, Tepi Barat, Palestina pada 1966. Dia termasuk generasi awal Hamas yang telah bergabung dalam gerakan tersebut sejak pertama kali dibentuk pada 1987.
Al-Aruri pernah dipenjara pada 1992, setahun sebelum kepemimpinan Fatah menyetujui Perjanjian Oslo dengan Israel. Vonis itu dilakukan karena dia menolak gencatan senjata demi terwujudnya perundingan.
Al-Aruri baru dibebaskan pada 2007. Namun, dia tetap pada pendiriannya untuk tetap meneruskan perjuangan secara gerilya. Hingga kemudian, Al-Aruri kembali dipenjara Israel hingga 2010. Setelah itu, pengadilan tinggi Israel memvonisnya untuk diusir dari wilayah Palestina.
Setelahnya, Al-Aruri menghabiskan tiga tahun di Suriah sebelum kemudian pindah ke Turki sampai Israel menekan Ankara untuk kembali mengusirnya pada 2015. Sejak saat itu, dia tinggal di Qatar dan Lebanon dan bekerja dari kantor Hamas di Distrik Dahiyeh di Beirut.
Sebelum syahid, Saleh Al-Aruri telah memperkirakan akan adanya serangan pesawat tak berawak Israel yang menarget dirinya selama berada di Beirut.
“Saya mengharapkan bisa segera mati syahid. Sebab, saya berpikir sudah terlalu lama hidup,” katanya pada Agustus 2023 lalu.
Jihad Islam, sekutu Hamas bersumpah akan membalas kematian Al-Aruri.
“Siapa pun yang telah membunuhnya tidak akan luput dari hukuman,” rilis pernyataan mereka.
Pembunuhan petinggi Hamas ini diprediksi banyak pihak akan semakin memperpanas perang yang menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Palestina, telah menewaskan sebanyak 22.185 jiwa dan melukai 57.035 warga Gaza.
Baca: Bukan Kembang Api, Rudal Israel Bunuh Puluhan Warga Gaza pada Malam Tahun Baru

Pemersatu faksi perlawanan
Meskipun pro-gerilya, di kalangan Hamas, Al-Aruri dikenal sebagai pendukung utama rekonsiliasi di antara faksi-faksi di Palestina. Al-Aruri, bahkan dianggap sebagai petinggi Hamas yang memiliki hubungan baik dengan Fatah, partai Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Hamas dan Fatah telah berselisih selama bertahun-tahun, malah terlibat dalam perang saudara singkat pada 2007, tepatnya ketika Hamas merebut kekuasaan di Gaza.
Meskipun begitu, Al-Aruri dikenal sebagai tokoh garis keras jika menyangkut konflik dengan Israel. Terobosan Al-Aruri dengan mendirikan sayap militer Brigade Izzuddin Al-Qassam, membuat Israel menargetkan kematiannya sejak lama.
Tel Aviv menuding Al-Aruri telah melakukan serangan mematikan terhadap warga Israel.
Meskipun masih ada sejumlah tokoh lain yang lebih berpengaruh di kalangan pimpinan Hamas di Gaza, tetapi Al-Aruri dipandang sebagai pemain kunci gerakan tersebut yang mendalangi operasi di Tepi Barat meski ia mengomandoi dari pengasingannya di Suriah, Turki, Qatar, dan Lebanon.
Di Lebanon, Al-Aruri memainkan peran penting dalam mempererat hubungan Hamas dengan Hizbullah demi memperkuat perlawanan mereka terhadap Israel.